Sumenep dan Penipuan Modus Prostitusi Online di Mechat

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
6 Min Read

jfid – Hati-hati bagi warga Sumenep. Terutama para lelaki hidung belang yang kesepian. Redaksi menerima berbagai laporan tentang aksi penipuan bermodus prostitusi online di aplikasi media sosial Mechat.

Sebut saja Budi, lelaki yang pernah mendengar tentang aplikasi Mechat sebagai sarang prostitusi online. Selanjutnya Budi mengunduh aplikasi Mechat di google Play Store dan mencoba berkomunikasi dengan para gadis yang cocok untuk diajak berkencan.

Budi berkenalan dengan gadis bernama Fitri di akun Mechat. Dan Budi ditawari BO (Boking Online) dengan tarif Rp. 500.000. Budi bersepakat dengan tarif gadis bernama Fitri. Budi menginginkan pembayaran pada Pekerja Seks Komersial (PSK online) tersebut dengan cash. Gadis di akun Mechat bernama Fitri itupun mengarahkan Budi untuk menemui nya ke salah satu hotel.

Budi pun segera bergegas ke Hotel. Setibanya di hotel, si Fitri (akun yang mengaku PSK) saat dihubungi Budi, dirinya memastikan kebenaran Budi jika ada di hotel.

“Apakah kamu benar sudah ada di hotel, ” tanya Fitri di akun Mechat.

“Iya, saya ada di hotel, ” jawab Budi.

“Kamu ada di kamar berapa? ” tanya Budi.

“Aku ada di kamar 118” ujar Fitri, sambil memperlihatkan foto kamar.

Lalu Fitri mengarahkan Budi dengan sebuah pertanyaan?

“Apakah kakak sudah mengisi room axisnya? ” ujar Fitri. Klo udah aku keluar.

“Apa itu room axisnya?” tanya Budi.

“Gampang kak, tinggal datang ke indomaret untuk isi room axisnya. Arahan penipu bernama Fitri untuk membujuk Budi, mengikuti kemauan si Penipu yang menyamar wanita malam.

Tanpa berfikir panjang, Budi bergerak ke indomaret. Setiba nya di Indomaret, Budi diarahkan untuk top up ke akun Shopee. Dengan nilai Rp. 505.000.

Setelah top up atau isi saldo ke akun Shopee sebesar Rp. 505.000, budi kembali ke hotel untuk menghubungi Fitri. Tiba di hotel, akun bernama Fitri pun tidak ada di kontak Mechat Budi. Dan nasib Budi pun seperti Anjing yang dibuang majikannya. Uang Budi hilang cuma-cuma dan menunggu gadis Mechat hingga larut malam.

Cerita lain menimpa Rendi (nama samaran), seorang remaja yang mencoba untuk berkencan dengan wanita di Mechat. Rendi, remaja berusia 23 tahun. Ia ingin berpetualang dengan seorang gadis yang dikenalnya di sebuah hotel.

Rendi, mengaku sangat yakin dengan ketampanannya dan mudah untuk mendapatkan seorang gadis di Mechat.

“Saya yakin, dengan perfom dan segalanya dari diri saya. Aku hubungi seorang gadis, dan aku chat, ia menawarkan boking online (bo) dengan tarif Rp. 500.000, ia mengatakan jika kost di desa Kolor, kecamatan Kota Sumenep. Lalu aku menuju alamat kost yang ia kirim melalui gooole maap. Kurang lebih 5 menit, saya menuju kostsan yang ia infokan. Setelah sampai di lokasi, gadis tersebut meminta dp, dan akhirnya Rendi transfer ke nomor Dana senilai 200 sebagai tanda jadi, ” ujar Rendi pada jurnalfaktual.id. Kamis (24/5/2023).

Setelah Rendi transfer DP 200 ribu, akun penipu yang mengaku PSK online tersebut tiba-tiba berganti akun.

jurnalfaktual.id melakukan sebuah investigasi tentang PSK online di kabupaten Sumenep. Selasa 22 Mei 2023, Redaksi menyewa kamar 126 di hotel Suramadu, Kolor, Sumenep (untuk memastikan titik kordinat keberadaan si pelanggan). Dan Mendownload Mechat di Plastore, menelusuri berbagai gadis di akun Mechat.

Redaksi jurnalfaktual.id mencoba menanyakan tarif boking yang disediakan akun yang mengaku PSK online. Mulai tarif 300 ribu hingga 1 juta. Dari semua akun yang mengaku PSK online, semuanya meminta Down Paiment (DP). Untuk membuktikan kebenaran, jika akun Mechat yang mengaku PSK online itu real.

Akun Susiwati, yang dalam chat nya menawarkan BO (istilah penawaran PSK online) dengan tarif 300 ribu dan DP seratus ribu. Redaksi mencoba memberikan DP dengan transfer melalui akun Dana pada akun Susiwati. Setelah memberikan DP, akun tersebut meminta uang jaminan sebesar 500 ribu.

“Iya kakak, uangnya sudah masuk. Tinggal kakak ngasik uang jaminan 500 ribu, ” jawab penipu di akun Mechat bernama Susiwati yang mengaku kost di jln Kerapu, Kolor Sumenep.

Di lain hal, akun PSK online bernama Sandra, ia mengatakan jika dirinya bekerja di prostitusi Online. “Saya bekerja di prostitusi online, jadi aturan mainnya pake DP dulu, ” ucapnya dalam sebuah chat di Mechat.

Redaksi mencoba untuk menanyakan tarif BO (Boking Online) 1 jam 500, 2 jam 1.000, no kondom. Akun bernama Sandra, tidak meminta uang, namun cukup dengan mengisi pulsa senilai 50 ribu. Setelah Redaksi menghubungi nomor yang untuk diisi pulsa, yang mengangkat ternyata suara laki-laki.

Share This Article