Starbucks: Dari Siren ke Vista, Kisah Rebranding di Balik Boikot

Shofiyatul Millah
8 Min Read

jfid – Starbucks, merek kopi global yang tak asing lagi di telinga kita, baru-baru ini menjadi sorotan karena diduga melakukan rebranding.

Hal ini bermula dari unggahan akun X Bandara Dublin yang memperkenalkan gerai kopi baru bernama Vista Coffee.

Namun, netizen curiga bahwa Vista Coffee hanyalah Starbucks yang mengganti nama untuk menghindari boikot.

Boikot terhadap Starbucks sendiri dipicu oleh isu bahwa perusahaan ini mendukung Israel, yang sedang berkonflik dengan Palestina.

Meski Starbucks telah membantah tuduhan tersebut, banyak orang di berbagai negara yang tetap menolak membeli produknya.

Akibatnya, Starbucks mengalami penurunan penjualan, saham, dan nilai pasar.

Lantas, apakah benar Starbucks rebranding menjadi Vista Coffee?

Bagaimana proses dan strategi rebranding yang dilakukan oleh Starbucks? Dan apa dampaknya bagi konsumen dan kompetitor?

Vista Coffee: Rebranding atau Siasat?

Vista Coffee adalah merek kopi yang baru dibuka di Terminal 1 Bandara Dublin pada awal Januari 2024.

Gerai ini berlokasi di unit yang sebelumnya ditempati oleh Starbucks.

Dalam unggahan akun X Bandara Dublin, Vista Coffee disebut sebagai salah satu dari sejumlah penawaran makanan dan minuman baru dan lebih baik yang akan diperkenalkan di bandara tersebut.

Namun, netizen yang melihat unggahan tersebut tidak percaya bahwa Vista Coffee adalah merek baru.

Mereka menemukan bukti bahwa Vista Coffee masih menggunakan produk Starbucks, seperti terlihat dari tulisan “Your Starbucks Favourites” di papan menu.

Mereka menduga bahwa Vista Coffee adalah rebranding dari Starbucks untuk mengelabui konsumen yang sedang memboikotnya.

“Ini masih Starbucks guys,” tulis akun @kilo****

“Ini adalah Starbucks rebranding. Tetap boikot,” tulis akun hime****

“Ini tuh sebenarnya Starbucks rebranding untuk mengelabui kita. Tetap boikot, guys,” tulis akun @7vn***

“Bagaimana bisa tulisan Starbucks masih ada di bagian papan menu?” tulis akun @kneeland*****

Menanggapi tuduhan netizen, pihak Bandara Dublin memberikan klarifikasi.

Mereka mengatakan bahwa Vista Coffee adalah merek sementara yang dijalankan oleh operator baru, yang masih menggunakan produk Starbucks.

Merek lokal baru akan pindah secara permanen ke lokasi tersebut pada bulan Maret mendatang.

“Sampai saat itu tiba, operator baru (yang menggunakan produk Starbucks) akan menjalankan kafe tersebut sebagai Vista, memastikan pelanggan mendapatkan pelayanan yang baik,” tulis akun Bandara Dublin.

Jadi, Vista Coffee bukanlah rebranding dari Starbucks, melainkan merek transisi yang masih terkait dengan Starbucks.

Namun, hal ini tidak menghapus fakta bahwa Starbucks memang pernah melakukan rebranding pada tahun 2011, dengan alasan yang berbeda.

Starbucks: Rebranding untuk Ekspansi dan Inklusi

Rebranding adalah proses mengubah identitas merek, seperti nama, logo, slogan, atau desain, untuk menciptakan citra baru di mata konsumen.

Rebranding biasanya dilakukan untuk mengikuti perkembangan pasar, menjangkau segmen baru, atau membedakan diri dari kompetitor.

Salah satu contoh rebranding yang paling terkenal adalah yang dilakukan oleh Starbucks pada tahun 2011.

Saat itu, Starbucks mengubah logo mereka dengan menghapus tulisan “Starbucks Coffee” dan memperbesar gambar siren, makhluk mitologi berwujud perempuan berbadan ikan.

Logo baru ini merupakan bagian dari strategi Starbucks untuk menunjukkan ekspansi bisnis mereka di luar kopi, seperti teh, jus, makanan, dan barang-barang lainnya.

Selain itu, logo baru ini juga dimaksudkan untuk menciptakan identitas global dan inklusif, yang tidak terbatas oleh asal-usul atau wilayah tertentu.

“Kami telah memutuskan bahwa kami tidak akan lagi memasukkan kata ‘coffee’ dan nama perusahaan kami ke dalam logo kami, karena kami ingin membebaskan siren dari kendala lingkaran dan kata-kata. Ini memberi kami kesempatan untuk berpikir secara imajinatif tentang masa depan kami dan apa yang dapat kami lakukan dengan merek kami,” kata Howard Schultz, CEO Starbucks saat itu.

Rebranding yang dilakukan oleh Starbucks tidak terlepas dari riset pasar yang mendalam dan transisi yang bertahap.

Starbucks melakukan survei dan wawancara dengan ribuan konsumen, karyawan, dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan masukan dan saran.

Starbucks juga mengenalkan logo baru mereka secara bertahap dan berfase, mulai dari situs web, media sosial, hingga gerai-gerai fisik.

Rebranding yang dilakukan oleh Starbucks mendapat respons yang bermacam-macam.

Ada yang menyambut baik perubahan tersebut, ada juga yang merasa kehilangan identitas dan koneksi dengan merek lama.

Namun, secara umum, rebranding ini berhasil meningkatkan kesadaran dan loyalitas konsumen, serta memperkuat posisi Starbucks sebagai pemimpin industri kopi.

Rebranding: Peluang dan Tantangan

Rebranding adalah sebuah keputusan yang tidak mudah bagi sebuah merek.

Rebranding membutuhkan biaya, waktu, dan sumber daya yang besar, serta menimbulkan risiko kehilangan konsumen atau reputasi yang sudah dibangun.

Namun, rebranding juga bisa menjadi peluang untuk memperbarui citra, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan menarik konsumen baru.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan rebranding adalah alasan di baliknya.

Rebranding harus didasarkan pada tujuan yang jelas, strategis, dan relevan, bukan sekadar ikut-ikutan tren atau menghindari masalah.

Rebranding juga harus mempertimbangkan kebutuhan, harapan, dan emosi konsumen, serta mengkomunikasikan nilai dan manfaat yang ditawarkan oleh merek baru.

Rebranding juga harus dilakukan dengan cara yang kreatif, konsisten, dan profesional.

Rebranding harus mencerminkan kepribadian, visi, dan misi merek, serta membedakannya dari kompetitor.

Rebranding juga harus diterapkan secara konsisten di semua saluran dan platform, serta didukung oleh kampanye promosi yang efektif.

Rebranding juga harus dilakukan dengan standar kualitas yang tinggi, tanpa mengorbankan pelayanan atau produk yang disajikan.

Rebranding, baik yang dilakukan oleh Starbucks maupun Vista Coffee, adalah contoh dari dinamika bisnis yang terus berubah dan beradaptasi.

Rebranding menunjukkan bahwa merek tidak bisa diam dan puas dengan apa yang sudah ada, melainkan harus terus berinovasi dan berevolusi.

Rebranding juga menunjukkan bahwa konsumen memiliki peran penting dalam menentukan nasib sebuah merek, baik dengan mendukung, menolak, atau mengkritiknya.

Rebranding adalah sebuah tantangan, tapi juga sebuah peluang. Rebranding adalah sebuah proses, tapi juga sebuah hasil.

Rebranding adalah sebuah risiko, tapi juga sebuah keuntungan. Rebranding adalah sebuah pilihan, tapi juga sebuah keharusan.

Rebranding adalah sebuah seni, tapi juga sebuah ilmu. Rebranding adalah sebuah cerita, tapi juga sebuah kisah.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article