Sebuah Gempa Bumi Bermagnitudo 6,6 Guncang Wilayah Kupang

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
Gempa Kupang: Antara Ketakutan Dan Keajaiban
Gempa Kupang: Antara Ketakutan Dan Keajaiban

jfid – Sebuah gempa bumi bermagnitudo 6,6 mengguncang wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis (2/11/2023) pukul 05.04 WITA. Gempa tersebut terjadi di darat pada kedalaman 25 kilometer dan berlokasi 15 kilometer arah tenggara Kupang. Gempa ini tidak berpotensi tsunami, namun menimbulkan kerusakan pada beberapa bangunan pemerintah dan rumah warga.

Salah satu bangunan yang rusak akibat gempa adalah Kantor Gubernur NTT yang berbentuk alat musik khas NTT, Sasando. Bangunan ini mengalami lebih dari 10 titik keretakan di tembok, baik di bagian luar maupun dalam. Beberapa pecahan tembok juga berjatuhan dan berserakan di halaman kantor. Selain itu, plafon di beberapa ruangan juga terlepas.

Kantor Bupati Kupang yang berada di kawasan Civic Center Oelamasi juga mengalami kerusakan di bagian plafon lantai dua. Kerusakan juga terjadi di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kantor Perizinan dan Penanaman Modal yang ada di kawasan yang sama.

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Kupang Benny Selan mengatakan bahwa kerusakan tersebut tidak mengganggu kegiatan pemerintahan dan pelayanan umum. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah masih mendata kerusakan yang terjadi akibat gempa.

Ad image

Sementara itu, Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang Rima Saelan telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk meninjau dan mendata fasilitas pemerintah dan rumah warga yang rusak akibat gempa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Ambros Kodo mengatakan bahwa sejauh ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan parah seperti ambruknya gedung atau rumah akibat gempa. Namun, ia mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Gempa ini dirasakan di beberapa wilayah di NTT, seperti Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote, Waingapu, Alor, Larantuka, dan Lembata. Gempa ini merupakan jenis gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Gempa ini juga menunjukkan fenomena yang menarik, yaitu efek Meissner. Efek ini adalah suatu kondisi di mana suatu bahan superkonduktor akan menolak medan magnet ketika didinginkan hingga suhu kritisnya. Efek ini dapat membuat bahan superkonduktor melayang di atas magnet.

Salah satu bahan superkonduktor yang baru-baru ini diklaim telah diciptakan oleh tim fisikawan Korea Selatan adalah LK-99. Bahan ini dibuat melalui reaksi padat antara lanarkite (Pb2SO5) dan copper phosphide (Cu3P). Bahan ini diklaim dapat menghantarkan listrik tanpa hambatan pada suhu ruang dan tekanan normal.

Tim fisikawan Korea Selatan telah mengukur resistensi listrik dan sifat magnetik LK-99 dan menyatakan bahwa bahan ini memiliki resistensi nol dan efek Meissner. Mereka juga menyediakan video bahan ini yang sebagian melayang di atas magnet. Mereka mengklaim bahwa melayangnya hanya sebagian karena adanya kotoran dalam bahan mereka.

Klaim tim fisikawan Korea Selatan ini telah menimbulkan antusiasme dan skeptisisme di kalangan komunitas ilmiah. Ada beberapa kasus di masa lalu di mana peneliti mengklaim telah menemukan superkonduktor suhu ruang, namun ternyata tidak terbukti. Tim fisikawan Korea Selatan ini menanggapi skeptisisme tersebut dengan menyarankan agar peneliti lain mengulangi percobaan mereka untuk menguji temuan mereka.

Jika klaim mereka benar, tim fisikawan Korea Selatan ini akan membuat salah satu terobosan terbesar dalam sejarah fisika, yang akan mengubah bidang listrik dan elektronik. Tentu saja, mereka juga akan mendapatkan medali Nobel untuk karya mereka.

Namun, apakah klaim mereka benar-benar valid? Apakah ada hubungan antara gempa Kupang dan superkonduktor LK-99? Apakah ada kemungkinan bahwa gempa Kupang adalah akibat dari percobaan superkonduktor LK-99 yang dilakukan di Korea Selatan? Atau apakah ini semua hanya kebetulan belaka?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu menunggu hasil penelitian lebih lanjut dari para ahli. Sementara itu, kita dapat bersyukur bahwa gempa Kupang tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan besar. Kita juga dapat berharap bahwa gempa Kupang tidak akan berulang lagi dan bahwa superkonduktor LK-99 akan menjadi kenyataan yang bermanfaat bagi umat manusia.

Share This Article