jfid – Holding Bisnis Pesantren (Hebitren) terus melakukan terobosan untuk mendorong peningkatan potensi perekonomian dan pengembangan bisnis pesantren di Indonesia. Salah satunya, bersama Bank Indonesia (BI), Hebitren telah meluncurkan Distribution Center (DC) di tiga Ponpes di Jawa Timur.
Sebagai langkah awal, DC telah didirikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat Lamongan, Ponpes Bahrul Ulum Jombang, dan Ponpes Nurul Jadid Probolinggo. Melalui pembangunan DC ini, diharapkan dapat meningkatkan efektifitas distribusi antar anggota KSBP, yang dibentuk tahun 2019 lalu. Terutama di bidang perdagangan untuk pemenuhan barang (sembako) dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar lokal. Acara launching DC sendiri dilakukan di Ponpes Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, Selasa (4/5/21).
Acara yang digelar di Aula Ponpes tersebut, dihadiri sejumlah pejabat Bank Indonesia dan Pengurus Pusat Hebitren, di antaranya Anwar Bashori, Ketua Dewan Ekonomi Syariah BI, dan KH. Hasib Wahab Chasbullah, Ketua Umum DPP Hebitren.
Selain lanching DC, dalam kesempatan ini juga diadakan pengukuhan kepengurusan Hebitren Jawa Timur. Koordinator Hebitren Jawa Timur, KH Faiz AHZ mengatakan, kepengurusan Hebitren di Jatim ini diharapkan dapat mendorong upaya pengembangan sektor bisnis dan ekonomi pesantren yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
Di antaranya, dengan memberdayakan potensi dan jejaring pesantren yang tersebar luas, khususnya di Jawa Timur. “Nah, upaya ke arah itu sudah diwujudkan. Salah satunya dengan pendirian DC ini,” tandas Kiai Faiz.
Dijelaskan, pendirian DC merupakan tindak lanjut dari kerja sama dan kolaborasi antarpesantren di Jawa Timur. Hal itu dimulai saat penandatanganan Deklarasi Surabaya oleh Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, Gubernur Jawa Timur, serta Perwakilan 17 Pondok Pesantren. Para perwakilan Ponpes itu juga menghasilkan pembentukan Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP) pada tahun 2019.
Tak lama setelah didirikan, KSBP bahkan berhasil menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam menjalankan usahanya.
Indikasinya, dari total aset sebesar Rp1,14 Miliar pada tahun 2019, KSBP mampu meningkatkannya hingga mencapai Rp4,07 Miliar di tahun 2020.
Pencapaian tersebut sangat berpotensi untuk ditingkatkan. “Terutama jika mengingat luasnya jejaring dan keberadaan pesantren yang tersebar di berbagai wilayah, khususnya di Jawa Timur,” papar Anwar Bashori.