jfid – Rusia, salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, menegaskan kembali dukungan negaranya terhadap pembentukan negara Palestina merdeka dan penerapan resolusi PBB terkait konflik Israel-Palestina. Hal ini disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pembicaraannya dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani pada 13 Oktober 2023.
Putin juga mengkritik kegagalan kebijakan Amerika Serikat di wilayah Timur Tengah, yang menurutnya menjadi penyebab konflik tajam antara Israel dan Palestina. Ia mengatakan bahwa banyak orang akan setuju dengan pendapatnya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah.
Sementara itu, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Kremlin berhubungan dengan kedua belah pihak yang berkonflik dan akan berupaya berperan dalam menyelesaikan konflik tersebut. Peskov juga memperingatkan bahwa konflik Hamas-Israel berisiko meluas ke wilayah lain.
Rusia merupakan salah satu negara yang terlibat dalam [Kuartet Timur Tengah], sebuah mekanisme diplomasi yang dibentuk pada 2002 untuk memfasilitasi perdamaian antara Israel dan Palestina. Kuartet tersebut terdiri dari PBB, AS, Uni Eropa, dan Rusia.
Namun, Rusia juga memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara Arab dan Iran, yang merupakan sekutu Palestina. Rusia juga merupakan salah satu penandatangan [Perjanjian Nuklir Iran], yang bertujuan untuk mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Iran dan mengurangi sanksi ekonomi terhadap negara tersebut.
Di sisi lain, Amerika Serikat merupakan sekutu utama Israel dan telah memberikan bantuan militer dan politik yang besar kepada negara tersebut. AS juga telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017, meskipun hal ini ditentang oleh sebagian besar negara dunia. AS juga telah menarik diri dari Perjanjian Nuklir Iran pada 2018 dan meningkatkan sanksi terhadap Iran.
Konflik Israel-Palestina kembali memanas belakangan ini, setelah Israel melakukan serangan udara terhadap Gaza sebagai balasan atas roket yang ditembakkan oleh Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Gaza. Serangan tersebut menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak, dan melukai ratusan lainnya. Konflik tersebut juga memicu protes dan bentrokan di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Israel sendiri.
Dunia internasional telah menyerukan gencatan senjata segera dan mengutuk kekerasan dari kedua belah pihak. PBB juga telah mengadakan rapat darurat untuk membahas krisis tersebut dan mendesak agar dilakukan dialog untuk mencapai solusi dua negara yang adil dan langgeng.