Polemik Nasab Habib di Indonesia: KH Imaduddin Menyatakan Ada Kejanggalan

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
Polemik Nasab Habib di Indonesia: KH Imaduddin Menyatakan Ada Kejanggalan (Ilustrasi)
Polemik Nasab Habib di Indonesia: KH Imaduddin Menyatakan Ada Kejanggalan (Ilustrasi)

jfid – Persoalan mengenai nasab atau garis keturunan Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith kembali mencuat dan memicu perdebatan hangat di tengah masyarakat.

Kontroversi ini semakin intens setelah pernyataan dari KH Imaduddin Utsman al-Bantani, Ketua Komisi Fatwa MUI Banten, yang meragukan keabsahan nasab Ba’alawi yang diklaim oleh para habib di Indonesia.

Keraguan KH Imaduddin Terhadap Nasab Ba’alawi

KH Imaduddin Utsman al-Bantani, dalam penelitiannya yang berjudul “Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia; Sebuah Penelitian Ilmiah,” menyatakan bahwa klaim nasab Ba’alawi sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW tidak memiliki dasar yang kuat dari segi ilmu nasab.

Ia menegaskan bahwa berdasarkan kitab-kitab nasab dari abad ke-5 hingga ke-9 Hijriah, tidak ada catatan yang mendukung klaim tersebut.

Ad image

“Berdasarkan data-data ilmiah yang penulis sebutkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa sangat sukar sekali menurut takaran ilmiah untuk menyebut bahwa Ba’alawi adalah keturunan Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidi bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad,” tulis KH Imaduddin dalam risetnya.

Dukungan Rhoma Irama Terhadap Tes DNA

Polemik ini turut mendapat perhatian dari Rhoma Irama, seorang tokoh seni yang juga memberikan pandangannya dalam berbagai kesempatan.

Rhoma mendukung dilakukannya tes DNA untuk membuktikan klaim nasab Ba’alawi. Menurutnya, tes DNA adalah cara ilmiah yang presisi untuk memastikan kebenaran klaim tersebut.

Rhoma menuduh bahwa penolakan terhadap tes DNA hanya akan menambah kecurigaan masyarakat bahwa klaim tersebut mungkin tidak benar.

“Jika mereka memang benar keturunan Nabi, seharusnya mereka tidak perlu takut untuk melakukan tes DNA. Hasil tes DNA bersifat final dan ilmiah,” ujar Rhoma.

Tanggapan Habib Bahar bin Smith

Menanggapi pernyataan-pernyataan yang meragukan nasabnya, Habib Bahar bin Smith memberikan tanggapan keras.

Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube, Bahar menantang para pengkritiknya, termasuk KH Imaduddin, untuk membuktikan bahwa tokoh-tokoh habib lainnya seperti Habib Lutfi bin Yahya dan Syekh Asegaf bukan keturunan Nabi Muhammad.

“Berani gak si Imad ini bilang Habib Lutfi bin Yahya bukan habib, ana tantang berani gak?” kata Bahar dalam ceramahnya.

Bahar juga menegaskan bahwa ia tidak mempermasalahkan dirinya disebut habib atau tidak, namun ia menekankan bahwa klaim nasab Ba’alawi telah lama diakui dalam komunitas tersebut.

Implikasi Terhadap Masyarakat

Kontroversi mengenai nasab habib di Indonesia mengungkap ketegangan yang lebih luas di kalangan umat Islam mengenai peran dan posisi habib dalam masyarakat.

Banyak pihak yang mendukung pentingnya klarifikasi dan validasi terhadap klaim nasab ini untuk menghindari kesalahpahaman dan potensi manipulasi sejarah oleh pihak tertentu.

“Persoalan ini bukan hanya menjadi pembahasan tingkat nasional, tapi sudah dibicarakan masyarakat internasional. Menurut para ahli nasab di dunia, sampai saat ini, lebih banyak yang berpihak kepada bahwa Ba’alawi ini bukan dzuriah Nabi,” ujar Rhoma dalam podcast-nya.

Dengan semakin meluasnya perdebatan ini, ada dorongan kuat untuk menyelesaikan persoalan nasab habib di Indonesia secara transparan dan berbasis pada bukti ilmiah serta historis yang kuat.

Langkah ini diharapkan dapat mengakhiri polemik yang telah menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam dan masyarakat luas.

Kesimpulan

Polemik nasab habib di Indonesia antara Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith dengan pernyataan KH Imaduddin dan dukungan Rhoma Irama terhadap tes DNA menunjukkan adanya kebutuhan untuk verifikasi ilmiah atas klaim keturunan Nabi Muhammad SAW.

Kejelasan dan transparansi dalam persoalan ini diharapkan dapat membawa ketenangan dan menghindari manipulasi sejarah dalam masyarakat.

Share This Article