Perubahan Iklim Mengancam Sektor Pertanian di Amerika Latin dan Karibia

Ummu Alvina
3 Min Read
Perubahan Iklim Mengancam Sektor Pertanian di Amerika Latin dan Karibia
Perubahan Iklim Mengancam Sektor Pertanian di Amerika Latin dan Karibia

jfid – Perubahan iklim telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian di Amerika Latin dan Karibia, mengancam produksi pangan, biaya operasional, dan stabilitas ekonomi regional. Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara seperti Argentina, Peru, dan Chile mengalami gangguan serius akibat cuaca ekstrem yang semakin tidak terduga.

Kekeringan yang semakin sering dan parah di Argentina telah mengancam produksi biji-bijian, sedangkan banjir di Peru mengganggu sektor perikanan dan pertanian. Menurut laporan dari Republika.co.id, kondisi keringan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Argentina telah meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya “kekeringan hebat”, yang dapat mengganggu penanaman jagung, salah satu komoditas utama mereka.

Di sisi lain, perubahan iklim juga mempengaruhi sumber daya air di Peru dan Chili. Naiknya permukaan laut telah mengancam sektor perikanan di Peru, sementara tekanan air yang meningkat di Chili mempengaruhi operasional pertambangan dan pembangkit listrik tenaga air. Hal ini telah menyebabkan kenaikan biaya operasional yang signifikan di sektor pertanian dan industri terkait, seperti produsen minuman.

Gangguan cuaca ekstrem seperti perubahan curah hujan yang tidak stabil, gelombang panas, dan kekeringan juga telah mengganggu produksi biji-bijian di Argentina dan panen jagung di Meksiko. Ketidakpastian dalam produksi pangan ini berpotensi mempengaruhi perdagangan internasional dan menambah ketergantungan pada impor pangan, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Dampak ekonomi dari krisis iklim sangat nyata. Penundaan dalam penanaman jagung di Argentina dan gangguan operasional di sektor pertambangan, pertanian, dan pembangkit listrik tenaga air di Chile telah menunjukkan potensi kerugian yang signifikan bagi ekonomi regional.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB telah memperingatkan bahwa krisis iklim dapat mempengaruhi hingga 41 juta penduduk di Amerika Latin dan Karibia. Upaya bersama antar negara untuk mengatasi tantangan ini menjadi semakin penting, terutama dengan pendekatan kolaboratif dalam mengadaptasi perubahan iklim dan meminimalkan dampaknya terhadap kehidupan dan mata pencaharian masyarakat.

Presidensi Indonesia dalam G20 memberikan kesempatan untuk memperkuat dialog dan kerjasama regional dalam menghadapi krisis iklim ini. Diharapkan bahwa langkah-langkah konkret dapat diambil untuk melindungi sektor pertanian yang sangat rentan di Amerika Latin dan Karibia, serta membangun ketahanan terhadap perubahan iklim di masa depan.

Dengan demikian, perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga krisis sosial dan ekonomi yang membutuhkan respons global yang serius dan terkoordinasi.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article