Ad image

Pemboman Israel di Gaza: Sekolah dan Anak-Anak Jadi Korban

ZAJ By ZAJ - Content Creator, SEO Expert, Data Analyst, Writer
5 Min Read
Mengapa Israel Suka Membantai Rakyat Palestina? Jawabannya Akan Mengejutkan Anda!
Mengapa Israel Suka Membantai Rakyat Palestina? Jawabannya Akan Mengejutkan Anda!
- Advertisement -

jfidJalur Gaza, 4 November 2023 – Perang antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung selama hampir sebulan telah menimbulkan dampak yang menghancurkan bagi penduduk sipil, terutama anak-anak dan fasilitas pendidikan.

Menurut badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNICEF, lebih dari 3.500 anak-anak telah terbunuh dan 6.800 lainnya terluka akibat pemboman Israel di Gaza. Selain itu, sekitar 1.000 anak dilaporkan hilang dan mungkin terjebak atau mati di bawah reruntuhan.

Pemboman Israel juga berdampak pada sekolah-sekolah, membuat 18 sekolah tidak dapat beroperasi akibat kerusakan parah, sementara 150 sekolah rusak sebagian.

Sebanyak 127 staf pendidikan dan ratusan siswa terbunuh selama agresi pendudukan yang sedang berlangsung selama 10 hari berturut-turut. Banyak anak-anak yang tidak dapat melanjutkan proses belajar mereka karena ketakutan, trauma, dan kekurangan sumber daya.

Israel memulai serangan udara dan daratnya terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah Hamas menyerbu melintasi perbatasan Israel dan menawan sekitar 200 orang, sebagian besar warga sipil.

Israel menamakan operasinya sebagai Operasi Banjir Besar (Operation Great Flood), sementara Hamas menamakannya sebagai Operasi Banjir Al-Aqsa (Operation Al-Aqsa Flood). Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas, sebuah organisasi yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan sejumlah negara lain.

Hamas, yang menguasai Gaza sejak 2007, mengatakan bahwa perlawanannya adalah untuk mempertahankan tanah dan hak-hak rakyat Palestina yang terusir dan tertindas oleh Israel. Hamas juga menuntut penghentian blokade Israel terhadap Gaza, yang telah membatasi pergerakan, perdagangan, dan layanan kemanusiaan bagi penduduknya selama 16 tahun. Hamas mendapat dukungan dari sejumlah kelompok militan Palestina lainnya, seperti Jihad Islam, Front Rakyat, dan Front Demokratik, serta dari Iran dan Hizbullah di Lebanon.

Perang ini telah menimbulkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza, di mana lebih dari satu juta orang kekurangan kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan obat-obatan. Kekurangan listrik dan bahan bakar juga mengganggu operasi rumah sakit, pompa air, dan fasilitas sanitasi.

Beberapa rumah sakit telah menjadi sasaran serangan udara Israel, termasuk Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa pada 17 Oktober 2023. Israel mengklaim bahwa Hamas menggunakan fasilitas sipil sebagai perisai manusia dan tempat penyimpanan senjata.

Upaya-upaya untuk mengakhiri pertempuran telah mengalami hambatan, meskipun adanya tekanan internasional dan usulan gencatan senjata dari Mesir, Qatar, dan PBB. Israel menolak gencatan senjata, mengatakan bahwa hal itu berarti menyerah kepada Hamas.

Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Israel, juga menolak gencatan senjata, dan mengirimkan dua gugus tugas kapal induk ke Mediterania timur untuk mendukung Israel dan mengirim pesan kepada Iran agar tidak ikut campur¹¹. Hamas juga menolak gencatan senjata, kecuali jika Israel memenuhi sejumlah tuntutan, termasuk menghentikan serangan, mengakhiri blokade, dan membebaskan tahanan.

Sementara itu, perang ini juga memicu protes dan solidaritas dari berbagai negara dan komunitas, terutama di dunia Arab dan Muslim. Beberapa negara, seperti Yordania, Turki, dan Pakistan, telah mengecam Israel atas kekejamannya terhadap rakyat Palestina dan menarik duta besarnya dari Israel.

Beberapa negara lain, seperti India, Singapura, dan Filipina, telah menyatakan dukungannya kepada Israel dalam perang melawan Hamas. Di Indonesia, ribuan orang turun ke jalan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Palestina dan menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan konkret untuk membantu saudara-saudara mereka di Gaza.

Perang ini telah menjadi salah satu konflik paling mematikan dan merusak antara Israel dan Palestina dalam sejarah. Diperkirakan lebih dari 10.000 orang telah tewas, sebagian besar di Gaza, dan lebih dari 20.000 lainnya terluka.

Jutaan orang telah mengungsi atau kehilangan tempat tinggal mereka akibat perang ini. Perang ini juga telah meningkatkan ketegangan dan kebencian antara kedua belah pihak, serta mengancam stabilitas dan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan dunia.

- Advertisement -
Share This Article