PBNU Tegaskan Warga NU Bebas Berpolitik Asal Tak Pakai Simbol NU

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
5 Min Read

jfid – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menanggapi pernyataan Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi yang menyebut PBNU tidak dapat melarang warganya untuk berpartai.

PBNU mengatakan bahwa warga NU bebas mengekspresikan aspirasi politiknya asal tidak menggunakan simbol-simbol NU.

Ketua PBNU, Ishfah Abidal Aziz, mengatakan bahwa Gus Choi tidak memahami secara utuh pesan dan kebijakan dari PBNU terkait dengan dinamika politik saat ini.

Menurut Ishfah, PBNU memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan terhadap seluruh aspirasi politik warga NU yang tersebar di berbagai partai politik.

Ad image

“NU adalah milik bangsa Indonesia, karya besar yang hadir dari perjuangan para kiai, pondok pesantren, dan bangsa Indonesia,” kata Ishfah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/9/2023).

Ishfah menjelaskan bahwa berpolitik bagi NU harus dilakukan untuk memperkokoh konsensus nasional dan sesuai dengan akhlak karimah sebagaimana ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah.

Ia juga menegaskan bahwa PBNU tidak melarang warganya untuk berpolitik, tapi meminta agar tidak menggunakan simbol-simbol NU.

“PBNU juga menegaskan, silakan mengekspresikan aspirasi politik, tapi jangan menggunakan simbol-simbol NU, karena NU itu hadir bukan untuk berpolitik praktis, tapi untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat dan martabat kemanusiaan,” ujar dia.

Simbol-simbol NU yang dimaksud oleh Ishfah antara lain adalah lambang NU yang memiliki makna sejarah dan filosofis.

Lambang NU merupakan hasil istikharah Kiai Ridwan Abdullah yang terdiri dari bola dunia, tali tambang, peta Indonesia, dua simpul ikatan, 99 untai tali tambang, sembilan bintang, dan tulisan Nahdlatul Ulama.

Lambang NU memiliki makna sebagai berikut :

  • Bola dunia adalah tempat manusia berasal dan tinggal.
  • Tali tambang yang mengelilingi bola dunia adalah lambang ukhuwah atau persaudaraan.
  • Peta Indonesia menunjukkan bahwa NU didirikan dan berjuang di Indonesia.
  • Dua simpul ikatan melambangkan hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dengan sesama umat manusia.
  • 99 untai tali tambang melambangkan nama-nama terpuji bagi Allah atau Asmaul Husna.
  • Lima bintang di atas bola dunia melambangkan Rasulullah dan empat Khulafaur Rasyidin.
  • Empat bintang di bawah bola dunia melambangkan empat imam mazhab Ahlussunah wal Jamaah.
  • Sembilan bintang secara keseluruhan melambangkan Wali Songo atau sembilan ulama penyebar Islam di Nusantara.
  • Tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab melintang di tengah bumi untuk menunjukkan nama organisasi tersebut yang berarti kebangkitan para ulama.

Pernyataan Gus Choi yang menjadi sorotan PBNU adalah ketika ia mengatakan bahwa PBNU tidak bisa melarang warganya untuk berpartai.

Gus Choi menilai bahwa warga NU dapat mendukung partai politik mana saja sesuai dengan khittoh atau pedoman politik warga NU.

“Jadi NU itu ada dua, istilah yang berkembang di dalam NU itu. Ada NU struktural, NU kultural. NU kultural itu disebut warga Nahdliyin, warga Nahdliyin itu diperbolehkan, bahkan dengan NU-nya juga dengan strukturalnya juga, itu khittoh,” kata Gus Choi di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023).

Gus Choi juga membela posisi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan.

Gus Choi mengatakan bahwa Cak Imin adalah pemimpin partai yang dilahirkan dari rahim NU dan tidak boleh dicemooh.

“Termasuk Cak Imin tidak boleh dicemooh, apalagi dia pemimpin partainya yang dilahirkan dari rahim NU,” kata Gus Choi.

Cak Imin sendiri merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan partai politik yang dekat dengan NU. Cak Imin juga merupakan cucu dari KH Bisri Syansuri, salah satu pendiri NU.

Cak Imin dan Anies Baswedan telah mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2023.

Share This Article