Parah, Orang Arab Mulai Gabung Dengan Pasukan Israel, Diduga Taktik Pecah Belah

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
6 Min Read
Israel Tidak Berdaya! Ini 5 Negara Yang Siap Menyerang Israel Dengan Senjata Nuklir
Israel Tidak Berdaya! Ini 5 Negara Yang Siap Menyerang Israel Dengan Senjata Nuklir

jfid – Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, bahkan sebelum Israel secara resmi mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1948.

Konflik ini bermula dari klaim kedua belah pihak atas tanah yang sama, yaitu wilayah yang dahulu disebut sebagai Palestina Mandat Britania.

Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan rencana pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu Israel untuk orang Yahudi dan Palestina untuk orang Arab.

Rencana ini ditolak oleh orang Arab, yang menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap hak-hak mereka sebagai penduduk asli.

Ad image

Pada tahun 1948, orang Yahudi di Palestina mendeklarasikan kemerdekaan Israel, yang segera diakui oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara lain. Keesokan harinya, pasukan dari Mesir, Transyordania (sekarang dikenal sebagai Yordania), Suriah, Lebanon, dan Irak menyerbu.

Orang-orang Israel berhasil melawan orang-orang Arab dan kemudian merebut wilayah-wilayah penting, seperti Galilea, pantai Palestina, dan sebidang wilayah yang menghubungkan wilayah pesisir ke bagian barat Yerusalem.

Sejak saat itu, konflik antara Israel dan Palestina terus berlanjut, dengan perang-perang besar seperti Perang Enam Hari (1967), Perang Yom Kippur (1973), dan Intifada Pertama dan Kedua (1987-1993, 2000-2005).

Selain itu, ada juga serangan-serangan sporadis dari kelompok-kelompok militan Palestina, seperti Hamas dan Jihad Islam, yang berusaha untuk mengusir Israel dari wilayah yang diduduki, seperti Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Fenomena Baru

Di tengah konflik yang panjang dan rumit ini, muncul fenomena baru yang mengejutkan banyak orang, yaitu semakin banyaknya orang Arab, khususnya Muslim, yang bergabung dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

IDF adalah nama resmi dari militer Israel, yang terdiri dari angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara.

Menurut data resmi IDF, ada sekitar 606 warga Arab Muslim yang direkrut menjadi anggota IDF pada tahun 2020.

Jumlah ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan 489 warga Arab pada tahun 2019 dan 436 warga Arab pada tahun 2018. Bahkan, dari laporan data terkini menyebut bahwa jumlah orang Muslim yang mendaftar sebagai tentara Israel semakin banyak pada tahun 2023.

Salah satu kelompok masyarakat yang ditargetkan untuk masuk ke IDF adalah kelompok Muslim Arab Badui. Dari kelompok ini, IDF mencatat ada kenaikan hampir dua kali lipat dalam dua tahun, dari 84 orang pada tahun 2018 menjadi 171 orang pada tahun 2020.

Pada tahun 2017, hanya 45 orang yang direkrut ke dalam unit tersebut. Mengingat peningkatan tersebut, IDF kini membuka dua peleton untuk pelatihan dasar untuk setiap wajib militer.

Alasan dan Motivasi

Apa yang mendorong orang Arab, khususnya Muslim, untuk bergabung dengan IDF, yang selama ini dianggap sebagai musuh oleh sebagian besar orang Arab dan Muslim? Apakah mereka tidak merasa bersalah atau khianat terhadap saudara-saudara mereka yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina?

Ternyata, alasan dan motivasi orang Arab yang bergabung dengan IDF bermacam-macam, mulai dari ekonomi, sosial, politik, hingga ideologis. Berikut ini adalah beberapa alasan yang sering dikemukakan oleh mereka:

  • Ekonomi: Banyak orang Arab yang bergabung dengan IDF karena alasan ekonomi, yaitu untuk mendapatkan penghasilan, tunjangan, dan kesempatan kerja yang lebih baik. Menjadi tentara IDF memberikan mereka akses ke pendidikan, kesehatan, perumahan, dan pensiun yang lebih baik daripada menjadi warga sipil. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan keterampilan dan pengalaman yang berguna untuk masa depan mereka.
  • Sosial: Banyak orang Arab yang bergabung dengan IDF karena alasan sosial, yaitu untuk merasa lebih terintegrasi dengan masyarakat Israel. Menjadi tentara IDF memberikan mereka kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, agama, dan etnis, yang bisa meningkatkan rasa toleransi, pengertian, dan persahabatan. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari masyarakat Israel, yang sering kali menganggap mereka sebagai warga kelas dua.
  • Politik: Banyak orang Arab yang bergabung dengan IDF karena alasan politik, yaitu untuk memperjuangkan hak-hak mereka sebagai warga negara Israel. Menjadi tentara IDF memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi, mempengaruhi kebijakan publik, dan menuntut perlakuan yang adil dan setara. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan suara dan representasi yang lebih kuat di parlemen dan pemerintahan Israel.
  • Ideologis: Banyak orang Arab yang bergabung dengan IDF karena alasan ideologis, yaitu untuk mendukung eksistensi dan keamanan Israel. Menjadi tentara IDF memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi dalam pembelaan negara, melawan terorisme, dan menjaga perdamaian. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan rasa bangga dan loyalitas terhadap Israel, yang mereka anggap sebagai tanah air mereka.

Dampak dan Tantangan

Meskipun ada banyak alasan dan motivasi yang mendorong orang Arab untuk bergabung dengan IDF, fenomena ini juga menimbulkan dampak dan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Berikut ini adalah beberapa dampak dan tantangan yang dihadapi oleh mereka:

  • Diskriminasi: Meskipun menjadi tentara IDF, banyak orang Arab yang masih mengalami diskriminasi dan stigma dari masyarakat Israel, khususnya dari kalangan nasionalis dan sayap kanan. Mereka sering kali dicurigai sebagai mata-mata, pengkhianat, atau kolaborator. Mereka juga sering kali mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan tidak setara di dalam militer, seperti mendapatkan tugas yang kurang menarik, mendapatkan fasilitas yang kurang memadai, atau mendapatkan promosi yang lebih lambat.
  • Konflik: Meskipun menjadi tentara IDF, banyak orang Arab yang masih mengalami konflik dan dilema dengan keluarga, teman, dan komunitas mereka, khususnya dari kalangan Palestina dan pro-Palestina. Mereka sering kali dianggap sebagai pengkhianat, penjilat, atau musuh. Mereka juga sering kali mendapatkan ancaman, intimidasi, atau kekerasan dari kelompok-kelompok radikal, seperti Hamas dan Jihad Islam.
  • Identitas: Meskipun menjadi tentara IDF, banyak orang Arab yang masih mengalami krisis dan kebingungan identitas, khususnya dari kalangan Muslim dan Arab. Mereka sering kali merasa terpecah antara dua dunia, yaitu dunia Israel dan dunia Arab. Mereka juga sering kali merasa tidak diterima oleh kedua dunia tersebut, karena dianggap sebagai orang asing, minoritas, atau antek.

Kesimpulan

Fenomena orang Arab yang bergabung dengan IDF adalah fenomena yang kompleks dan kontroversial, yang tidak bisa disederhanakan atau disamaratakan. Fenomena ini mencerminkan berbagai alasan dan motivasi, dampak dan tantangan, serta harapan dan aspirasi dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Share This Article