Sementara itu, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Valentino Alfa Tatareda, menegaskan komitmen pihaknya dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah hukum Polrestabes Medan. “Kami tidak akan memberikan toleransi kepada siapapun yang terlibat dalam peredaran narkotika. Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk terus berperan aktif memberikan informasi jika ada aktivitas mencurigakan di lingkungan mereka,” tegas Kombes Pol. Valentino.
Penangkapan Siti Aminah menyoroti masalah yang lebih besar, yaitu ketidakmampuan ekonomi yang dapat mendorong individu untuk terlibat dalam kegiatan ilegal. Di sisi lain, kasus ini juga menunjukkan betapa kompleksnya permasalahan narkotika di Indonesia, yang tidak hanya melibatkan kalangan muda tetapi juga orang tua.
Menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pengguna narkoba di Indonesia terus meningkat, dengan mayoritas pengguna berusia produktif. Namun, kasus seperti yang melibatkan Siti Aminah menunjukkan bahwa peredaran narkoba tidak mengenal batas usia.
Untuk menangani masalah ini, BNN bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian, untuk melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan narkoba. Selain itu, program rehabilitasi dan sosialisasi bahaya narkoba terus digalakkan. “Kami berusaha untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa narkoba adalah musuh bersama yang harus diberantas,” kata Kepala BNN, Komjen Pol. Heru Winarko.
Kesimpulan
Penangkapan Siti Aminah adalah sebuah pengingat bahwa peredaran narkoba bisa terjadi di mana saja dan melibatkan siapa saja. Ini juga menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap masalah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para lansia, untuk mencegah mereka terjerumus dalam aktivitas ilegal.
Kepolisian dan masyarakat harus terus bekerja sama untuk memerangi peredaran narkoba demi menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari narkotika.
