jfid – NATO menyampaikan kekhawatiran serius terhadap kemungkinan dukungan Rusia terhadap program nuklir Korea Utara setelah Presiden Vladimir Putin melakukan kunjungan ke negara tersebut, yang merupakan kunjungan pertama dalam 24 tahun.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengungkapkan keprihatinan terhadap potensi dukungan Rusia terhadap program rudal dan nuklir Korea Utara, yang telah menjadi sumber kekhawatiran global karena seringnya uji coba rudal balistik oleh Korea Utara.
Stoltenberg juga menyoroti dampak dari dukungan Rusia kepada Korea Utara serta bantuan ekonomi China kepada Rusia dalam konteks tantangan keamanan di Eropa.
Dia menegaskan bahwa hal ini juga terkait dengan konflik di Ukraina, di mana Rusia dan sekutunya, termasuk Korea Utara dan China, berusaha untuk menghadang upaya aliansi Barat.
Kunjungan Putin ke Korea Utara telah menarik perhatian dunia internasional, khususnya dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, yang prihatin dengan meningkatnya hubungan antara Rusia dan Korea Utara.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menekankan bahwa kerja sama yang semakin dalam antara Rusia dan Korea Utara perlu diperhatikan dengan serius oleh siapa pun yang peduli dengan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Putin tiba di Pyongyang pada Rabu (19/6) dini hari dan disambut oleh Kim Jong Un di bandara.
Kedua pemimpin bertukar pikiran selama perjalanan menuju Kumsusan State Guest House, membahas perkembangan kedua negara dan berkomitmen untuk mempercepat mewujudkan dunia multipolar baru.
Kekhawatiran yang diungkapkan NATO menggarisbawahi pentingnya pengawasan yang ketat terhadap dinamika geopolitik global untuk menjaga stabilitas dan perdamaian internasional.