Meningkatkan Kesadaran Spritualitas di Tengah Pandemi Covid-19

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
- Advertisement -

jfID – Beberapa bulan ini, dunia digemparkan dengan mahluk misterius yang dikenal dengan Virus Corona atau juga dikenal dengan Covid-19. Makhluk tidak tampak secara kasat mata, namun penyebarannya sangat cepat sehingga mampu melumpuhkan berbagai negara di belahan dunia ini. Dan anehnya, hingga saat ini belum juga ditemukan obat yang ampuh untuk memusnahkan virus tersebut.

Akibatnya, semua orang panik ketakutan, sehingga beragam cara dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus tersebut. Bahkan banyak yang berlomba-lomba kembali ke tradisi nenek moyang, dengan membuat jamu tradisional yang bahannya diambil dari tumbuh-tumbuhan atau rempah-rempah di lingkungan sekitar. Yang diyakini dapat menjaga kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terjangkiti virus mematikan tersebut. Lagi-lagi kondisi semacam itu sebuah spekulasi di tengah kepanikan yang menderanya.

Bahkan saking paniknya, hampir di semua daerah sempat termakan berita bohong, dengan makan telur rebus di malam hari mampu terhindar dari wabah corona. Namun, lagi- lagi harus kecewa, karena berita itu yang tersebar secara berantai di media sosial ternyata kabar bohong yang sumbernya beragam.

Sementara sebagian lainnya, menghadapi ujian ini dengan biasa, tidak terlalu takut dan juga tidak terlalu berani. Yang penting sudah berusaha seperti yang disarankan para medis maupun intruksi langsung dari pemerintah dengan segala aturannya yang salah satunya tetap menjaga kebersihan, mencuci tangan dan memakai masker dan lainnya. Padahal dalam ajaran Islam itu, sudah biasa dikenal bahwa “Memelihara kebersihan itu bagian dari Iman”. Sebuah pesan yang secara tersirat mengandung banyak makna yang salah satunya, kita dituntut untuk hidup sehat dengan terbiasa menjaga kebersihan baik lahir maupun batin.

Ad image

Entah, sampai kapan kondisi ini akan terus mencekam, warga dihantui rasa ketakutan, was-was dan tidak semangat untuk beraktivitas. Apalagi, ketika di sebuah daerah dikatagorikan sebagai zona merah. Maka semakin menambah rasa ketakutan itu. Sehingga nyaris melebihi ketakutan kepada yang Maha Kuasa yang menciptakan alam dan isinya.

Dengan rasa ketakutan yang terlalu berlebihan itu, manusia mulai lupa pada kodratnya sebagai makhluk yang sejatinya juga akan mengalami kemusnahan. Oleh karena itu, penulis mencoba menelaah, semakin terlena dengan kehidupan modernitas dengan segala tampilannya. Manusia akan semakin jauh dari kesadaran spritualitasnya yang sejatinya melekat pada diri manusia itu sendiri. Apalagi bagi ummat muslim yang sejak kecil sudah ditanamkan nilai-nilai ketuhanan, kesabaran dan tawakkal. Karena dalam Islam perjalanan manusia masih panjang, tidak hanya kehidupan di dunia, melainkan menuju kehidupan yang abadi yaitu di akhirat nanti.

Jadi, ketika manusia mampu menyeimbangkan nilai spritualitas dan intelektualitas atau keseimbahan kehidupan dunia-akhirat, maka rasa kepanikan dan ketakutan kepada sesama mahkluk Tuhan tidak akan terlalu begitu berlebihan. Hanya Manusia diharuskan berusaha sesuai kemampuannya, selebihnya hak sepenuhnya Sang Pencipa Alam Jagad Raya ini. Wallahu’alam Bissoweb.

Penulis: Ahmad Sa’ie
Ketua Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS)

- Advertisement -
Share This Article