jfID – Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tahun ini begitu terasa berbeda. Hal ini tak lain dikarenakan pandemi Covid-19 yang belum juga mereda. Namun, nilai dan makna Hari Raya Qurban ini tidak boleh berkurang meskipun di masa pandemi.
Hari ini, ratusan masyarakat Kota Mataram dan sekitarnya melaksanakan Sholat Idul Adha di Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center. Penerapan protokol Covid-19 pun tak luput dilakukan oleh petugas. Dimulai dengan pengecekan suhu tubuh, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sebelum masuk ke masjid, hingga shaf sholat yang telah diatur jaraknya.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si yang mewakili Gubernur NTB mengajak masyarakat untuk ikut berkurban. Bukan hanya berkurban dengan menyembelih hewan saja, namun berkurban keikhlasan dalam ikhtiar mengatasi penularan Covid-19. Salah satu caranya, tentu dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 itu sendiri.
“Esensi dari berkurban adalah keikhlasan, keikhlasan kita dalam situasi sekarang ini untuk sama-sama berikhtiar sungguh-sungguh mengatasi menularnya Covid-19, dengan kita ikhlas disiplin menerapkan protokol-protokol Covid-19,” ucapnya, Jum’at 31 Juli 2020.
Dengan keikhlasan dan kedisiplinan, diharapkan musibah yang juga menerpa seluruh dunia ini dapat segera berlalu.
“Sembari kita terus berdoa memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT, mudah-mudahan kita terselamatkan dari wabah Covid-19 ini. Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah,” pungkasnya.
Usai pelaksanaan Sholat, mewakili Pemprov NTB, Sekda NTB menyerahkan bantuan/sumbangan sapi kurban dari Presiden RI kepada Pengurus Hari Besar Islam (PHBI) NTB dan panitia kurban Islamic Center. Dengan bobot 1,3 ton, sapi jenis simental ini menjadi hewan kurban Presiden yang paling berat Se-Indonesia.