Megawati Sindir Pemerintah Baru: Jangan Tiru Orde Baru!

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
4 Min Read
Megawati Sindir Pemerintah Baru: Jangan Tiru Orde Baru!
Megawati Sindir Pemerintah Baru: Jangan Tiru Orde Baru!
- Advertisement -

jfid – Megawati Soekarnoputri, presiden perempuan pertama di Indonesia, mengaku jengkel melihat perilaku sebagian pihak yang baru berkuasa di negeri ini. Menurutnya, mereka cenderung meniru gaya pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan represif.

“Mereka yang baru berkuasa, kenapa kalian mau bertindak seperti era Orde Baru? Apakah kalian tidak ingat bagaimana rakyat menderita di bawah rezim itu?” ujar Megawati.

Megawati mengatakan, ia merasa prihatin dengan kondisi politik dan demokrasi di Indonesia saat ini. Ia menilai, ada upaya sistematis untuk menggembosi semangat reformasi yang telah diperjuangkan sejak 1998.

“Reformasi itu bukan hanya sekadar pergantian kepala negara. Reformasi itu adalah perubahan paradigma dan sistem pemerintahan yang lebih demokratis, transparan, dan akuntabel. Reformasi itu adalah penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, dan keberagaman bangsa,” tutur Megawati.

Ad image

Megawati mengaku, ia memiliki pengalaman pahit sebagai korban Orde Baru. Ia mengingatkan, bagaimana ayahnya, Soekarno, digulingkan secara paksa oleh rezim militer yang dipimpin oleh Suharto. Ia juga mengalami pengekangan politik, pengawasan, dan intimidasi dari aparat keamanan.

“Saya tahu betul bagaimana rasanya diperlakukan tidak adil oleh Orde Baru. Saya juga tahu betul bagaimana rakyat menjerit karena ketidakadilan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan. Saya tidak mau itu terulang lagi di masa depan,” ucap Megawati.

Megawati menegaskan, ia tidak bermaksud untuk mencampuri urusan pemerintahan yang sedang berjalan. Ia hanya ingin menyampaikan aspirasi dan kritik sebagai warga negara yang peduli dengan nasib bangsanya.

“Saya tidak punya kepentingan apa-apa. Saya sudah pernah menjadi presiden, dan saya tidak berniat untuk maju lagi. Saya hanya ingin melihat Indonesia maju dan sejahtera, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai demokrasi dan reformasi,” tegas Megawati.

Megawati juga mengungkapkan, apa yang ia lakukan saat menjabat sebagai presiden kelima Indonesia pada periode 2001-2004.

Ia mengklaim, ia telah menerapkan kebijakan di berbagai bidang yang dinilai sukses di tingkat politik dan pemerintahan.

Salah satu keberhasilan yang dicapai Megawati adalah berani mengakhiri program reformasi kerja sama dengan International Monetary Fund (IMF) pada 2003.

Megawati memilih untuk menutup perusahaan negara dan melakukan divestasi (penarikan dana) untuk menutup defisit anggaran negara.

Megawati juga mengeluarkan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi untuk menjaga stabilitas ekonomi makro.

Beberapa poin penting dalam kebijakan itu adalah reformasi kebijakan perpajakan, efisiensi belanja negara dan privatisasi BUMN, serta merestrukturisasi sektor keuangan, pasar modal, telekomunikasi, dan energi.

Akibat kebijakan tersebut, kurs rupiah menguat, inflasi menurun, pertumbuhan ekonomi meningkat, dan indeks harga saham gabungan (IHSG) melonjak. Megawati juga berhasil memperbaiki kinerja ekspor, mengurangi utang luar negeri, dan meningkatkan cadangan devisa.

Di bidang politik, Megawati juga dinilai berhasil menjaga stabilitas dan keamanan nasional. Ia menyelesaikan konflik di Aceh dengan menandatangani nota kesepahaman damai dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005. Ia juga menggelar pemilihan presiden langsung pertama di Indonesia pada 2004.

Megawati menambahkan, ia tidak pernah meniru gaya pemerintahan Orde Baru saat menjabat sebagai presiden.

Ia mengatakan, ia selalu menghormati konstitusi, hukum, dan demokrasi. Ia juga membuka ruang bagi partisipasi dan kritik dari masyarakat sipil, media, dan lembaga swadaya masyarakat.

“Saya tidak pernah mau menjadi diktator. Saya tidak pernah mau mengekang kebebasan rakyat. Saya tidak pernah mau mengorbankan hak asasi manusia. Saya selalu berusaha menjadi pemimpin yang adil, bijaksana, dan berpihak pada rakyat,” pungkas Megawati.

- Advertisement -
Share This Article