jfID – Ratusan masyarakat Lingkar Bandara bawa spanduk penolakan pergantian nama Bandara menjadi BIZAM atau ZAMLIA bertuliskan “Kami masyarakat lingkar Bandara menolak pergantian nama Bandara, BIL Harga Mati,” Sabtu, 12 Desember 2020.
Aksi ratusan masyarakat lingkar Bandara tersebut didasari atas dugaan digantinya Plang Branding Bandara Lombok International Airport (LIA) menjadi BIZAM atau ZAMLIA.
“Pada dasarnya aksi yang dilakukan masyarakat ini, ingin menjaga plang branding bertuliskan LIA yang akan diganti dengan nama BIZAM atau ZAMLIA,” terang Lalu Ali Usman, tokoh masyarakat Desa Tanak Awu.
Sebagai tokoh lingkar Bandara, Lalu Ali Usman menegaskan sikap masyarakat lingkar Bandara yakni komitmen menolak pergantian nama Bandara tersebut.
“Intinya kami tetap tolak, jangan sampai ada pergantian nama Bandara dan terkesan terlalu dipaksakan pergantiannya,” tegasnya.
Sebab itulah, Lalu Ali Usman menduga Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal ingin membenturkan masyarakat lingkar Bandara dan meminta Gubernur NTB untuk mencopot Lalu Moh. Faozal dari jabatannya.
“Kami masyarakat Desa Tanak Awu meminta sama Gubernur supaya memecat Lalu Moh. Faozal sebagai Kadis Budpar karena menjadi biang kerok dibalik pergantian nama Bandara ini dan sangat jelas ingin membenturkan masyarakat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Lalu Ali Usman menilai bahwa SK pergantian nama Bandara tersebut sudah cacat secara yuridis, sebab dalam pembahasannya tidak melibatkan unsur masyarakat. “Itu artinya tidak bisa dieksekusi lagi,” cetusnya.