jfid – Kurma adalah buah yang sangat populer di kalangan umat Islam, terutama saat bulan Ramadan. Kurma memiliki rasa yang manis, tekstur yang lembut, dan kandungan gizi yang tinggi. Kurma juga merupakan salah satu makanan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Namun, tahukah Anda bahwa ada kurma yang berasal dari Israel, negara yang terus melakukan penjajahan dan kekerasan terhadap rakyat Palestina? Bagaimana kisah di balik kurma Israel yang menguasai pasar dunia, tapi kebunnya ada di tanah Palestina?
Israel: Pengekspor Kurma Terbesar Kedua di Dunia
Menurut data Statista, pada tahun 2021, Israel adalah pengekspor kurma segar dan kering terbesar kedua di dunia, setelah Arab Saudi. Nilai ekspor kurma Israel mencapai lebih dari 317 juta dolar AS. Pembeli utama kurma Israel adalah Italia, Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Prancis, dan Turki.
Israel memproduksi berbagai jenis kurma, tetapi yang paling terkenal adalah kurma Medjool. Kurma Medjool memiliki ukuran yang besar, warna yang oranye kekuningan, dan rasa yang kaya.
Israel saat ini memegang lebih dari 60 persen pangsa pasar global untuk kurma Medjool, menjadikannya pengekspor kurma Medjool terbesar di dunia.
Kurma Israel: Buah dari Tanah Curian
Meski berhasil menjadi pengekspor kurma terbesar kedua di dunia, Israel ternyata memiliki sisi gelap yang sangat menyedihkan. Sebagian besar kurma Israel ditanam di tanah Palestina yang mereka rampas secara ilegal. Mereka juga mengambil air dari desa-desa Palestina untuk mengairi kebun kurma mereka.
Menurut laporan Palestine Campaign, sekitar 40 persen kurma Israel ditanam di Jordan Valley, area paling subur di Tepi Barat yang merupakan tanah milik warga Palestina. Di sana, Israel membangun permukiman ilegal dan perkebunan pohon kurma.
Jika Anda membeli kurma Medjool yang tumbuh atau dikemas di Jordan Valley atau di Israel, Anda telah mendukung okupasi Israel di tanah Palestina secara ekonomi.
Kurma Israel: Produk dari Eksploitasi Pekerja
Selain mencuri tanah dan air dari Palestina, Israel juga mengeksploitasi pekerja Palestina untuk memetik kurma mereka.
Karena pekerjaan yang melelahkan dan berbahaya, pengusaha Israel membayar pekerja Palestina dengan upah yang sangat rendah. Mereka juga mempekerjakan anak-anak Palestina yang berusia di bawah 18 tahun.
Menurut laporan Al Jazeera, pekerja Palestina harus bekerja selama 12 jam sehari, dengan upah sekitar 50 shekel (sekitar Rp 200 ribu) per hari.
Mereka juga harus menghadapi risiko terjatuh dari pohon kurma yang tinggi, terkena sengatan lebah, atau ditangkap oleh tentara Israel. Banyak pekerja Palestina yang mengalami luka-luka, cacat, atau bahkan meninggal karena memetik kurma Israel.
Kurma Israel: Bagaimana Cara Menghindarinya?
Mengingat fakta-fakta yang mengerikan di balik kurma Israel, sebaiknya kita sebagai umat Islam menghindari membeli atau mengonsumsi kurma Israel. Bagaimana cara menghindarinya? Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
- Periksa label produk saat membeli kurma. Jika ada tulisan “Made in Israel” atau “Produced in Israel”, jangan beli. Jika tidak ada negara asal yang tertera pada kotak, periksa situs web pengecer.
- Hindari merek-merek kurma Israel yang terkenal, seperti King Solomon, Jordan River, Jordan River Bio-Top, Mehadrin, MTex, Edom, Carmel Agrexco, dan Arava.
- Beli kurma Palestina yang dibawa ke Indonesia oleh Zaytoun, sebuah perusahaan sosial yang mendukung petani Palestina melalui perdagangan yang adil. Kurma Palestina memiliki kualitas yang tidak kalah dengan kurma Israel, bahkan lebih baik karena ditanam dengan cara organik dan tanpa pestisida.
- Sebarkan informasi ini kepada keluarga, teman, dan kerabat Anda. Ajak mereka untuk ikut boikot produk Israel, termasuk kurma. Dengan demikian, kita bisa membantu rakyat Palestina yang terus berjuang melawan penjajahan dan kezaliman Israel.