Kota Mataram Menjadi Fokus Utama Penanganan Covid-19

Lalu Nursaid By Lalu Nursaid
5 Min Read
- Advertisement -

jfID – Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah memimpin langsung rapat evaluasi kemajuan dalam penanganan Covid-19 di NTB. Rapat yang diikuti oleh Asisten I, II dan III Setda NTB serta seluruh Kepala OPD lingkup Provinsi NTB ini berlangsung di Ruang Rapat Utama, Kantor Gubernur NTB, Senin 6 Juli 2020.

Wakil Gubernur dalam rapat tersebut menegaskan bahwa Kota Mataram akan menjadi fokus penanganan Covid-19. Karena berdasarkan data yang dikemukakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, saat ini hanya Kota Mataram yang masih berada dalam zona merah. Sedangkan untuk Kabupaten Lombok Barat saat ini sudah masuk kedalam zona kuning.

“Provinsi ini harus turun, karena kalau kita menunggu terus, masalah ini tidak akan selesai-selesai,” tegasnya.

Umi Rohmi sapaan akrabnya, mengatakan jika kolaborasi dari semua pihak, baik Pemkot Mataram dan Pemerintah Provinsi dalam melakukan edukasi, sosialisasi kepada masyarakat terkait penerapan protokol Covid-19 menjadi kunci untuk membawa Kota Mataram keluar dari zona merah.

Ad image

“Kunci daripada penanganan Covid-19, khususnya di Mataram dan Lobar ini adalah yang pertama tentunya penegakan protokol Covid-19 di seluruh aktivitas masyarakat, tidak boleh ditawar-tawar,” ungkap Umi Rohmi.

“Yang kedua adalah tracing masif itu harus kita lakukan, walaupun kita lelah di awal, kita susah di awal, kita harus siapkan fasilitas diawal, tetapi akan mudah kedepannya,” lanjutnya.

Mengenai sosialisasi, penggunaan masker dinilai menjadi hal yang paling mendasar untuk dilakukan. Untuk itu, Ia mengajak seluruh OPD di lingkup Kota Mataram dan Provinsi NTB untuk proaktif, bahu membahu dalam menyosialisasikan penggunaan masker kepada masyarakat.

“Khususnya di kalangan ASN di Provinsi NTB, karena kita juga berada di zona Kota Mataram,” ujarnya.

Selain itu, publikasi media luar ruang juga turut menjadi sorotan Umi Rohmi. Ia meminta seluruh publikasi luar ruang berupa Poster dan Baliho sebagai sarana sosialisasi, khususnya di Kota Mataram, semua foto harus menggunakan masker. Karena menurutnya pesan-pesan yang disampaikan lewat media publikasi luar ruang kepada masyarakat, harus terlebih dahulu diterapkan pada diri sendiri dan lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja.

Ia berharap dengan seluruh ikhtiar yang dilakukan bersama dengan kabupaten/kota di NTB, khususnya kota mataram dalam memberikan penyadaran kepada masyarakat, Kota Mataram akan mampu segera keluar dari zona merah.

“Kita semua harus turun, khususnya di Kota Mataram sebagai zona merah, agar apa yang kita lakukan segera ada hasilnya,” pintanya.

Hal lain yang menjadi perhatian serius Umi Rohmi dalam rapat tersebut adalah masalah aktifitas pendidikan, khususnya di Pondok Pesantren di NTB. Ia pun berharap aktifitas pendidikan di Ponpes bisa segera berjalan. Dengan syarat dilakukan full tes, untuk dapat mengetahui kondisi seluruh siswa di Ponpes yang ada.

“Kami meminta kesiapan pihak terkait untuk melaksanakan ini,” pintanya.

Setelah full tes tersebut dilakukan, maka protokol kesehatan Covid-19 harus benar-benar diterapkan bagi setiap orang yang keluar masuk di lingkungan Ponpes.

“Bagaimana protokol kalau keluar ke pasar, protokol bagi setiap pengunjung, dan bagaimana protokol kepada orang tua yang datang menjenguk anaknya,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi memaparkan, saat ini hanya Kota Mataram yang masih zona merah. Begitu pula denga laju insiden ditiap kecamatan yang masih merah, kecuali di kecamatan Sandubaya yang berstatus kuning.

“Jadi di Mataram dan Lombok Barat ini bagaimana kita mampu menekan laju insiden ini,” jelas Eka.

Sedangkan, di Kabupaten Lombok Barat yang sudah masuk ke zona kuning, laju insiden perkecamatan yang masih tinggi terdapat di wilayah Batu Layar, Gerung dan juga Lingsar.

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article