Kisruh Pihak Keluarga yang Ditembak Aparat Polres Sumenep

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
- Advertisement -

jfid – Peristiwa penembakan terhadap Herman yang diduga oleh Polres Sumenep sebagai begal motor, berbuntut panjang. Terjadi kisruh pihak keluarga dengan seseorang yang mengaku perwakilan keluarga.

Pada Minggu sore, Herman diberondong peluru polisi, tepat di depan ATM BRI Bumi Sumekar, Jl. Adhirasa, desa Kolor. Minggu (13/3/2022).

Setelah Herman dinyatakan meninggal di kamar mayat RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep. Seseorang mengatasnamakan atau mengaku perwakilan dari pihak keluarga, menyatakan jika Herman dalam kesehariannya meminum-minuman keras.

“Kesehariannya ya minum-minuman, dan kemarin mencuri uang masjid,” terang H. Jalil saat di kamar mayat, sebagaimana dikutip dari jurnalfaktual.id, tayang Minggu (13/3/2022).

Ad image

H. Jalil, pada Selasa malam saat dikonfirmasi terkait pernyataannya di RSUD dr. H. Moh Anwar, menyangkal pernyataannya sendiri saat menyampaikan pada awak media di Kamar mayat.

“Yang minum-minuman itu hanya isu, saya tidak tahu pasti. Dan Herman tidak mencuri uang di masjid,” terangnya, di kediaman rumah duka, usai acara tahlil. Selasa (15/3/2022).

Ahsan, paman dari Herman, menyampaikan pada jurnalfaktual.id, jika H. Jalil bukanlah sanak famili dari Herman atau bukan paman dari Herman.

“H. Jalil bukan paman dari Herman, dia mengaku-ngaku. Paman aslinya saya dan pernyataan H. Jalil itu sama sekali tidak benar,” tegas Ahsan, paman dari Herman.

Usai sesi tahlilan di rumah duka, H. Jalil yang memberikan pernyataan pada media dan mengatasnamakan perwakilan keluarga, dikecam keluarga asli dari Herman. Perselisihan dan cekcok pun terjadi.

H. Jalil dinilai oleh sanak keluarga Herman, mengada-ngada. Karena dari sumber pernyataannya meyakinkan publik jika Herman dalam pengaruh miras melakukan tindakan begal.

“Padahal, realitas yang terjadi, Herman 3 hari sebelum mati ditembak aparat Polres Sumenep mengalami gangguan jiwa,” tegas Ahsan, paman asli dari Herman.

Tidak hanya kesaksian dari sanak keluarga Herman. Para tetangga di sekitar rumah Herman, di dusun Polai Timur, desa Gadu Timur, kecamatan Ganding, menyatakan jika Herman adalah seorang pemuda yang baik dan taat beribadah.

“Herman orang baik dan taat beribadah. Tepat Hari Jumat, Herman mengalami gangguan jiwa. Semua tetangga, sebelumnya tidak percaya jika Herman ditembak polisi,” ujar perempuan paruh baya, yang mengetahui keseharian Herman.

Para tetangga dan keluarga Herman, memastikan jika Herman sama sekali tidak pernah meminum-minuman keras.

Terkait isu pencurian uang di masjid yang dilakukan oleh Herman, Bendahara Masjid dusun Polai Timur pun mengklarifikasi jika tidak benar.

Warist, bendahara masjid menjelaskan pada jurnalfaktual.id, jika Herman sebelum mengalami gangguan jiwa, menitipkan hasil kerja menambang batu pada dirinya.

“Setiap mendapat hasil kerja menambang batu. Herman menitipkan (menabung, red) pada saya (bendahara masjid, red). Hari Sabtu (satu hari sebelum peristiwa penembakan) Herman meminta uang yang pernah dititipnya. Karena Herman dalam kondisi gangguan jiwa, saya tidak mengizinkan untuk memberikan uangnya sendiri. Dan namanya orang stres, tiba-tiba Herman mengambil uang di rumah. Tapi itu uangnya sendiri, karena setelah mengambil uang di rumah saya, uang tersebut ditelantarkan di teras rumah tetangga. Jadi, Herman bukan maling,” terang Warist, bendahara masjid dusun Polai Timur.

Dilain hal, Basir, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gadu Timur, meluruskan isu yang berkembang di masyarakat tentang Herman yang disebut begal.

“Bagaimana mungkin, seseorang yang mengalami gangguan jiwa melakukan tindakan begal. Yang dilakukan Herman itu, bukan tindakan begal, melainkan tindakan orang stres. Keterangan keluarga Herman, ke Sumenep menaiki sepeda motor sendirian, terus mau begal motor orang, kan tidak masuk akal. Herman memang mengalami gangguan jiwa,” tukas Basir, ketua BPD Gadu Timur.

Usai sesi tahlilan di rumah duka, Ahsan selaku paman dari Herman, menyampaikan pada tamu yang datang, jika hari Kamis 17 Maret 2022, warga desa dan keluarga, diharap sukarela hadir di Mapolres Sumenep, untuk aksi meminta pertanggungjawaban Polres Sumenep terkait nama baik keluarga Herman. (DN).

Herman, Terduga Begal yang Tewas di Tangan Polisi Mengalami Sakit Jiwa
- Advertisement -
Share This Article