jfid – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani bertemu di sebuah kafe di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Oktober 2023. Pertemuan ini menarik perhatian publik karena menunjukkan sinyal kerja sama politik antara dua partai yang sebelumnya sering bersitegang.
Pertemuan ini diatur oleh Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto, yang juga hadir bersama sejumlah elite masing-masing partai, seperti Giring Ganesha dan Grace Natalie dari PSI. Puan tiba di lokasi pertemuan sekitar pukul 13.40 WIB, dan disambut oleh Kaesang yang sudah menunggu di pintu restoran. Kaesang kemudian mencium tangan Puan sebagai tanda hormat, dan berfoto bersama di hadapan para wartawan.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu, Kaesang mengaku telah meminta maaf secara langsung kepada PDIP melalui Puan terkait celaan-celaan yang kerap dilontarkan oleh kader-kader PSI. Kaesang menyebut permintaan maaf itu lantaran ada kader-kader PSI yang mencela atau merendahkan PDIP.
“Saya juga tadi sempat meminta maaf untuk teman-teman PSI yang dulunya bisa dibilang mencela ataupun merendahkan PDIP,” kata Kaesang usai pertemuan. “Saya dari PSI meminta maaf kepada Mbak Puan secara langsung dan teman-teman PDIP yang lainnya,” sambung dia.
Kaesang mengatakan bahwa momentum minta maaf ini tepat lantaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bakal segera berlangsung. Pemilu 2024, kata dia, harus berjalan damai. “Balik lagi ini pesta demokrasi, harus dijalankan secara bergembira santun dan santuy,” ujar putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini.
Kaesang juga menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Puan merupakan pertemuan formal sekaligus informal pertama antara PSI dan PDIP. Dia pun mengaku hubungan PSI dengan PDIP sudah seperti saudara. “Dan kita adakan di tempat yang netral, bukan di salah satu kantor kami. Dan seperti yang Mbak Puan bilang kami ini sebenernya sudah seperti keluarga. Bapak saya, kakak ipar, kakak saya juga semuanya kan di PDIP,” kata Kaesang.
Sementara itu, Puan mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan kakak-adik. Dia mengapresiasi sikap Kaesang yang mau meminta maaf atas pernyataan-pernyataan kader PSI yang tidak pantas. “Saya kira ini bagus sekali ya sebagai adik saya kira Mas Kaesang bisa meminta maaf atas apa yang pernah terjadi,” kata Puan.
Puan juga mengajak PSI untuk bergabung dengan koalisi pengusung Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, yang merupakan kader PDIP. Dia mengatakan bahwa PDIP sangat membuka diri untuk bisa bersama-sama dengan partai lain. “Kami berharap semuanya itu memang bisa bergabung dengan PDIP, tapi kan semua juga punya pertimbangan tertentu,” kata dia.
Pertemuan ini menimbulkan banyak spekulasi tentang hubungan politik antara PSI dan PDIP menjelang Pemilu 2024. Sebelumnya, PSI dikenal sebagai partai yang kritis terhadap PDIP, terutama dalam isu-isu seperti korupsi, hak asasi manusia, dan demokrasi. PSI juga sempat menolak untuk bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.
Namun, setelah Kaesang menjadi Ketua Umum PSI pada Juli 2023, tampak ada perubahan sikap dari partai ini. Kaesang mengingatkan kader-kader PSI untuk berpolitik santun dan tidak mencela partai lain. Kaesang juga mengaku siap mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, meskipun belum menentukan apakah akan bergabung dengan koalisi PDIP atau tidak.
Beberapa pengamat politik menilai bahwa pertemuan Kaesang-Puan merupakan langkah awal untuk menjalin kerja sama politik antara PSI dan PDIP. Menurut mereka, PSI membutuhkan dukungan PDIP untuk bisa lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang ditetapkan sebesar 4 persen. Sementara itu, PDIP membutuhkan dukungan PSI untuk menambah suara pemilih muda dan urban yang menjadi basis partai ini.
Namun, ada juga yang menilai bahwa pertemuan ini hanya bersifat simbolis dan tidak berdampak signifikan pada hubungan politik kedua partai. Menurut mereka, PSI masih memiliki perbedaan ideologi dan visi dengan PDIP, terutama dalam hal reformasi birokrasi, penegakan hukum, dan kesejahteraan rakyat. Mereka juga meragukan bahwa PSI akan menjadi “cabang” PDIP, karena partai ini masih ingin menjaga independensi dan identitasnya.
Pertemuan Kaesang-Puan ini menjadi sorotan karena menunjukkan dinamika politik yang terus berkembang menjelang Pemilu 2024. Apakah pertemuan ini akan membawa dampak positif atau negatif bagi kedua partai, hanya waktu yang bisa menjawab.