Jepang Keluarkan Peringatan Darurat Tsunami, Usai Gempa Bumi Berkekuatan 7,4 Magnitudo Korut dan Rusia Terimbas

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
4 Min Read
Jepang Keluarkan Peringatan Darurat Tsunami,  Usai Gempa Bumi Berkekuatan 7,4 Magnitudo Korut dan Rusia Terimbas
Jepang Keluarkan Peringatan Darurat Tsunami, Usai Gempa Bumi Berkekuatan 7,4 Magnitudo Korut dan Rusia Terimbas

jfid – Jepang tengah menghadapi krisis bencana alam dan nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada Senin 1 Januari 2024, gempa bumi berkekuatan awal magnitudo 7,4 mengguncang wilayah di pantai Laut Jepang, Jepang tengah, dan memicu gelombang tsunami setinggi lima meter di beberapa daerah.

Gempa dan tsunami ini menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan ancaman kebocoran radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang terletak di dekat pusat gempa.

Menurut Badan Meteorologi Jepang, gempa terjadi pada pukul 16:10 waktu setempat dan menggetarkan gedung-gedung di pusat Kota Tokyo.

Ad image

Intensitas seismik maksimum 7 tercatat di Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa. Gempa ini merupakan gempa terkuat yang mengguncang Jepang sejak gempa dan tsunami dahsyat pada 11 Maret 2011, yang menewaskan lebih dari 18.000 orang dan menyebabkan bencana nuklir di PLTN Fukushima Daiichi.

Otoritas bencana Jepang segera mengeluarkan peringatan tsunami dan mengimbau warga di daerah pesisir untuk segera bergerak mencari daerah lebih tinggi.

“Gelombang tsunami berbahaya akibat gempa ini mungkin terjadi dalam jarak 300 kilometer dari pusat gempa, di sepanjang pantai Jepang,” kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik yang berada di Hawaii. Peringatan tsunami juga dikeluarkan di Korea Utara dan Rusia, yang berbatasan dengan Laut Jepang.

Salah satu daerah yang paling terdampak oleh gempa dan tsunami adalah Prefektur Ishikawa, di mana terdapat PLTN Shika, yang memiliki dua reaktor nuklir. Menurut perusahaan listrik yang mengoperasikan PLTN tersebut, tidak ada kerusakan serius atau kebocoran radiasi yang terdeteksi di fasilitas tersebut.

Namun, sebagai tindakan pencegahan, reaktor nuklir dimatikan dan pendinginan darurat diaktifkan. Selain itu, sekitar 50.000 orang yang tinggal dalam radius 10 kilometer dari PLTN dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Evakuasi massal juga dilakukan di daerah lain yang terkena dampak gempa dan tsunami, seperti Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui. Pemerintah Jepang menyiapkan tempat penampungan sementara, bantuan kesehatan, dan logistik untuk para pengungsi.

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mengunjungi daerah bencana dan menjanjikan upaya pemulihan secepat mungkin. Ia juga mengatakan bahwa Jepang mendapat dukungan dari negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, China, dan Indonesia.

Sementara itu, para ahli dan aktivis lingkungan mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari gempa dan tsunami terhadap keamanan nuklir di Jepang.

Mereka mengingatkan bahwa Jepang masih belum sepenuhnya pulih dari bencana nuklir Fukushima, yang menyebabkan pencemaran radiasi di tanah, air, dan udara.

Mereka juga menyoroti bahwa Jepang memiliki banyak PLTN yang berada di daerah rawan gempa dan tsunami, yang berpotensi menimbulkan risiko serupa di masa depan.

“Jepang harus belajar dari pengalaman buruknya dan menghentikan ketergantungan pada energi nuklir, yang sangat berbahaya dan mahal. Jepang harus beralih ke energi terbarukan, yang lebih aman dan ramah lingkungan,” kata Tetsunari Iida, direktur Institut Energi Terbarukan dan Lingkungan, sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di Kyoto.

Share This Article