jfid – Pemerintah Inggris akan menetapkan Wagner Group sebagai gerakan teroris, telah diumumkan oleh Suella Braverman, Menteri Dalam Negeri Inggris, pada hari Selasa.
Keputusan ini datang setelah kematian pemimpin kelompok bayaran yang terkait dengan Vladimir Putin, Yevgeny Prigozhin, dalam kecelakaan pesawat yang diduga disebabkan oleh agen intelijen Rusia pada bulan Agustus lalu.
Wagner Group adalah sebuah organisasi militer swasta yang didanai oleh negara Rusia dan dikendalikan oleh Prigozhin hingga tahun 2023. Kelompok ini telah terlibat dalam berbagai operasi militer di luar negeri, termasuk di Ukraina, Suriah, Libya, Sudan, Republik Afrika Tengah, dan Mali.
Wagner Group juga dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembunuhan massal, penyiksaan, dan pemerkosaan.
Dengan menetapkan Wagner Group sebagai gerakan teroris, Inggris akan menyamakan kelompok ini dengan organisasi seperti Isil dan al-Qaeda.
Hal ini berarti bahwa siapa pun yang menjadi anggota, mendukung, atau berhubungan dengan Wagner Group akan dikenai hukuman penjara hingga 10 tahun.
Selain itu, aset-aset yang dimiliki oleh Wagner Group atau Prigozhin di Inggris akan dibekukan.
Braverman mengatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk melindungi keamanan nasional Inggris dan sekutu-sekutunya dari ancaman yang ditimbulkan oleh Wagner Group.
Ia juga mengkritik Rusia sebagai “negara yang tidak menghormati hukum internasional” dan “menyebarkan ketidakstabilan di seluruh dunia”.
“Kami tidak akan mentolerir ancaman terhadap keamanan nasional kami dari kelompok-kelompok yang didukung oleh negara-negara bermusuhan. Wagner Group adalah salah satu contoh paling jelas dari bagaimana Rusia menggunakan aktor non-negara untuk mencapai tujuan-tujuannya yang merugikan,” kata Braverman dalam sebuah pernyataan.
“Kami akan terus bekerja sama dengan sekutu-sekutu kami untuk mengekspos dan menangkal aktivitas-aktivitas subversif dan destruktif dari Rusia dan kelompok-kelompok seperti Wagner Group. Kami juga akan terus mendukung upaya-upaya untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan hak asasi manusia di wilayah-wilayah yang dilanda konflik,” tambahnya.
Keputusan Inggris untuk menetapkan Wagner Group sebagai gerakan teroris mendapat dukungan dari beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Ukraina.
Namun, Rusia membantah keterlibatan resminya dengan Wagner Group dan mengecam langkah Inggris sebagai “tidak berdasar” dan “bertujuan untuk memprovokasi”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Inggris “mencoba untuk mengalihkan perhatian dari masalah-masalah internalnya sendiri” dengan menyerang Rusia. Ia juga menuduh Inggris sebagai “pelopor dalam hal intervensi militer ilegal” dan “pelanggar hak asasi manusia”.
“Kami menolak keras tuduhan-tuduhan palsu dan tidak bertanggung jawab yang dilontarkan oleh pihak Inggris terhadap Rusia dan warga negara kami. Kami menuntut agar pihak Inggris menghentikan praktik-praktik diskriminatif dan permusuhan terhadap Rusia dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara lain,” kata Zakharova dalam sebuah pernyataan.