Jurnalfaktual.id, | Warisan mahakarya agung yang diakui Dunia, selain Batik adalah Keris. Sebagaimana UNESCO pada 25 November tahun 2005 mengakui Keris sebagai mahakarya agung budaya Dunia. Humas Senapati Nusantara, Akh. Sugiharto, SE, MSi mendesak Pemerintah, agar pada 25 November Sebagai hari Keris.
Keris Indonesia telah diakui oleh UNESCO sebagai Karya Agung Budaya Dunia pada 25 November 2005, yang kemudian terinskripsi dalam Representative List of Humanity UNESCO pada 2008. Pengakuan Keris Indonesia oleh UNESCO tersebut, memiliki dampak yang luas terhadap budaya perkerisan di Indonesia.
Pengakuan tersebut dapat menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia, bahwa karya agung nenek moyang kita telah mendapat pengakuan dunia internasional. Maka, sebagai Bangsa Indonesia, kita harus terus melestarikannya dengan berbagai upaya terbaik, diantaranya adalah menetapkan Hari Keris Nasional.
“Jalan yang subtansi untuk menjaga mahakarya Agung Budaya, Pemerintah segera bertindak responsif, untuk menjadikan moment 25 November sebagai Hari Keris Nasional. Ini menjaga warisan budaya yang sangat dibanggakan oleh para anak Bangsa,” Ujar Sugiharto, Humas Senapati Nusantara, Senin (25/11/2019).
Hari Keris Nasional dipandang dapat menciptakan momentum yang mendorong stakeholder perkerisan untuk selalu melakukan upaya pelestarian Keris Indonesia. Hasil penelitian tersebut juga merekomendasikan bahwa peringatan Hari Keris Nasional dapat diperingati pada tanggal 25 November. Tanggal tersebut adalah tanggal dimana Keris Indonesia ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda dunia oleh UNESCO.
Sugiharto, juga sependapat dengan apa yang disuarakan ketua Litbang Senapati Nusantara. Dirinya mengaku, mendukung pernyataan Imam Mubarak. Seperti pernyataan yang dilansir dari berita Jatim.com.
“Bahkan kita sudah duduk satu meja dengan Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdikbud) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Unesco . Kami menggelar diskusi Dampak Pengakuan Keris Indonesia oleh UNESCO dalam Melestarikan Nilai-Nilai Budaya, berdasarkan usulan yang diajukan Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara),” Imam Mubarok. Dilansir dari berita Jatim.com (25/11/2019).
Ditambahkan Imam Mubarok, yang juga Ketua Paguyuban Keris Panji Joyoboyo Kediri bahwa dengan adanya pengukuhan dapat meningkatkan citra positif dan martabat bangsa Indonesia di forum internasional serta menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan Indonesia.
Sugiharto, sebagai putra daerah dari kota keris (Kabupaten Sumenep) pihaknya mengaku mempunyai beban moral untuk memperjuangkan. 25 November sebagai hari keris Indonesia.
“Saya juga menerima aspirasi dari bawah. Di Sumenep, sebagai penghasil keris dan yang memiliki Ikon Keris. Warga Sumenep, Sangat berharap dan menyampaikan aspirasinya untuk hari keris ditetapkan pada 25 November,” tegas pecinta dan Kolektor keris, Sugiharto.
Laporan: DPP
Sumber berita: beritajatim.com