jfid – tanggal 5 Agustus 2024, Glen Malcolm Conning, seorang pilot Selandia Baru, tewas dalam serangan oleh kelompok bersenjata di Distrik Alama, Papua Tengah, Indonesia.
Peristiwa ini terjadi ketika helikopter yang diterbangkan Conning, yang membawa empat penumpang, termasuk dua tenaga kesehatan dan dua anak, mendarat di daerah yang dianggap berbahaya dan dikendalikan oleh kelompok separatis.
Helikopter tersebut diserang oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang telah lama berjuang untuk kemerdekaan dari Indonesia.
Setelah mendarat, Conning dan penumpang helikopter disergap oleh anggota kelompok bersenjata. Penumpang dilaporkan selamat, tetapi Conning dibunuh, dan tubuhnya kemudian dibakar di dalam helikopter yang juga dibakar oleh kelompok tersebut.
Kejadian ini menyoroti ketegangan berkepanjangan di Papua, yang sejarah konfliknya dimulai sejak Papua dianeksasi oleh Indonesia pada tahun 1969 melalui referendum yang kontroversial.
Kelompok-kelompok pro-kemerdekaan di Papua, seperti OPM, terus memprotes pemerintahan Indonesia dan menuntut kemerdekaan penuh.
Insiden ini bukanlah yang pertama melibatkan warga Selandia Baru di Papua. Sebelumnya, pada Februari 2023, pilot Selandia Baru lainnya, Phillip Mark Mehrtens, disandera oleh kelompok separatis di wilayah yang sama dan hingga kini masih belum dibebaskan.
Pemerintah Indonesia dan pasukan keamanan, termasuk TNI dan Polri, telah berusaha keras untuk menegakkan hukum dan memulihkan keamanan di Papua.
Namun, tantangan geografis dan politik menjadikan daerah ini sulit dikuasai sepenuhnya, sehingga sering kali terjadi bentrokan antara pasukan keamanan dan kelompok separatis.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan bagi keselamatan pekerja asing di Papua dan memperburuk hubungan diplomatik antara Indonesia dan Selandia Baru.
Pemerintah Selandia Baru dan keluarganya menyatakan duka mendalam atas kehilangan Conning, yang dikenal sebagai individu yang peduli dan penuh cinta.
Tindakan lebih lanjut untuk menangani masalah keamanan di Papua memerlukan pendekatan yang hati-hati dan upaya diplomasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan untuk mencapai perdamaian jangka panjang.
