jfid – Kamis malam, 9 Mei 2024, menjadi saksi bisu kegagalan perundingan gencatan senjata di Gaza yang berlangsung di Kairo.
Delegasi Hamas, Israel, Qatar, dan Amerika Serikat meninggalkan Mesir setelah pembicaraan mencapai jalan buntu.
Kegagalan Perundingan
Invasi Israel ke Rafah dan pendudukan pos perbatasan bertujuan untuk menghambat upaya mediator dan memperescalasi perang.
Presiden Joe Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa dia akan menghentikan sebagian pengiriman senjata AS ke Israel jika Perdana
Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan invasi besar-besaran ke kota Rafah.
Namun, upaya telah ditingkatkan untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera, dengan pembicaraan dilanjutkan di Kairo pada hari Sabtu.
Hamas mengatakan delegasinya melakukan perjalanan dengan “semangat positif” setelah mempelajari proposal gencatan senjata terbaru.
Dampak Konflik
Konflik ini telah mengakibatkan setidaknya 34.654 kematian sebagai akibat dari 211 hari operasi militer Israel di wilayah tersebut.
Menurut data terbaru dari Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) pada hari Jumat, konflik ini telah mengakibatkan lebih dari 10.000 perempuan di Gaza tewas dan 19.000 terluka.
Masa Depan Perundingan
Meski perundingan telah mencapai jalan buntu, masih ada harapan untuk penyelesaian damai.
Delegasi Hamas diharapkan kembali ke Kairo pada hari Selasa untuk melanjutkan pembicaraan.
Namun, posisi Israel tetap tidak berubah: tujuan mereka sejak awal perang hampir tujuh bulan lalu adalah untuk melucuti dan membongkar Hamas.
Perundingan ini memasuki tahap krusial, dan dunia menunggu dengan penuh harap hasil dari pembicaraan selanjutnya.
Meski jalan menuju perdamaian tampaknya masih panjang, upaya untuk mencapai gencatan senjata dan mengakhiri penderitaan rakyat Gaza harus terus dilakukan.