Giri Menang, Jurnalfaktual.id | Sebanyak 132 orang menjalani operasi katarak gratis di Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada, Sabtu (16/11).
Kegiatan yang digelar Pemkab Lombok Barat dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia dan Hari Kesehatan Nasional ke-55.
Kegiatan ini juga melibatkan Dinas Kesehatan NTB, dan Fred Hollows Foundatiaon (FHF) yakni organisasi bantuan nirlaba yang berbasis di Australia.
Yayasan yang berfokus pada perawatan dan pencegahan kebutaan dan masalah penglihatan lainnya ini beroperasi di Australia, Pasifik, Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika.
“Sektor kesehatan memberikan keberhasilan peningkatan IPM kita. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas perjuangan seluruh aparat Dinas Kesehatan dan jajarannya berjuang bahu membahu dari ujung selatan hingga ujung utara,” kata Asisten 3 Setda Lobar H. Mahyudin mewakili bupati.
“Tidak cukup kita bekerja di ujung saja dengan mengobati seperti operasi ini saja, tapi kita harus bekerja dengan memberikan edukasi sejak dini,” sambungnya.
Dalam kegiatan bakti sosial tadi juga dilakukan penyerahan kacamata gratis kepada para siswa SD secara simbolis oleh Asisten 3 Mahyudin.
Terkait Program Kesehatan Mata, Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Kesehatan sebelumnya juga telah melaksanakan beberapa kegiatan, seperti pelatihan dokter dan perawat Puskesmas pada 13 Puskesmas, kegiatan skrining dan layanan refraksi mata 63.129 siswa SD/SMP sederajat, dan pemberian kaca mata gratis kepada 335 murid.
Untuk mendekatkan akses masyarakat mendapatkan layanan kesehatan mata dan kaca mata, awal tahun 2019 Dinas Kesehatan juga telah membentuk Vision Center di Puskesmas Gunungsari. Rencananya akan dibentuk tiga Vision Center lagi yaitu di wilayah Sekotong, Lingsar dan Dasan Tapen.
Di Puskesmas Gunungsari, pelaksanaan vision center atau poli mata sebenarnya sudah berjalan melalui program pelayanan masyarakat yang dinamakan ‘progran indera’. Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Gunungsari, Akmal Rosamali di sela-sela kegiatan Baksos.
“Sejak bulan Juli kemarin, untuk kegiatan mata ini kita semakin fokus untuk penanganan masyarakat terutama anak-anak usia sekolah yang berkaitan dengan refraksi (kelainan yang membuat mata tidak dapat melihat dengan jelas, red),” jelasnya.
“Di luar itu kami juga aktif melakukan penjaringan atau skrining mata untuk anak-anak usia sekolah. Saat ini hampir seluruh SD/SMP di wilayah kerja kami sudah sebagian besar kita jangkau,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya juga menerima rujukan horisontal yang artinya dapat menerima rujukan dari puskesmas lain yang belum mampu melayani pemeriksaan mata.
“Hampir setiap hari ada pemesanan kacamata. Harapan kita harus 100 persen anak-anak kita harus terlayani untuk mensukseskan program belajar mereka,” ungkapnya.
Menurutnya, kendala yang sering dihadapi anak-anak adalah masalah jarak pandang. Kebanyakan diakibatkan karena penggunaan gadget berlebihan.
Hingga Oktober 2019, Puskesmas Gunungsari sudah melayani 118 pasien umum, dan 78 siswa sudah menerima kacamata gratis. Dalam operasional, Puskesmas Gunungsari juga bekerjasama dengan FHF untuk kasus mata, Gapopin (organisasi optik) untuk penyediaan kacamata, Rumah Sakit Mata, dan BPJS. (Lns)