jfid – Seorang penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) terkejut, dengan bahan baku bangunan yang tiba-tiba datang ke rumahnya.
Supriyadi (48) warga dusun Polay Barat, desa Gadu Timur, kecamatan Ganding, kabupaten Sumenep, mengaku kecewa dengan bantuan yang bersumber dari APBN tersebut.
Sekitar satu bulan yang lalu, tepatnya pada 5 Agustus, barang-barang material Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tiba di rumahnya tanpa ada sepengetahuan sebelumnya.
“Ada rapat di balai desa, jika saya sebagai penerima bantuan, akan diajak ke toko material untuk membeli bahan bangunan. Selanjutnya, ada barang material datang ke rumah saya dengan nota tanpa rincian beli persatuan. Hingga hari ini, barang-barang material yang datang tidak dapat digunakan (bukan penerima tidak mau, red) karena kayu yang datang dengan kwalitas tidak layak digunakan atau rapuh,” ujar Supriyadi, penerima BSPS warga Desa Gadu Timur, kecamatan Ganding, kabupaten Sumenep.
Supriyadi mengatakan jika kayu di rumah miliknya lebih bagus dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya yang berupa material kayu.
“Jadi, saya tidak menggunakan material tersebut. Karena tidak mungkin, kayu di rumah saya dengan kondisi bagus diganti dengan kwalitas kayu yang rapuh. Bukan berarti saya tidak mau menerima bantuan,” ujarnya, saat dikonfirmasi jurnalfaktual.id. Minggu (4/9/2022).
Gufron Efendi Kepala desa Gadu Timur, kecamatan Ganding, saat dikonfirmasi jurnalfaktual.id soal mangkraknya bahan material BSPS, pihaknya menjelaskan, jika proses pengerjaan itu secara bertahap.
“Iya pengerjaan nya bertahap. Karena dana yang digunakan itu dana talangan dari saya. Karena dananya masih belum cair,” ujarnya, pada jurnalfaktual.id.
Gufron mengaku, jika soal nota yang tanpa rincian harga persatuan, memang dari toko bangunan yang ia beli.
“Toko bangunan nya, UD Sumber Indah, di kecamatan Guluk-guluk,” tukas Gufron.
jurnalfaktual.id mencoba mendatangi UD Sumber Indah di kecamatan Guluk-guluk, di lokasi, ditemui Ibu Taufik selaku pemilik toko dan menjelaskan terkait jual beli bahan material untuk pengerjaan proyek.
“Di toko kami (UD Sumber Indah) memiliki 2 opsi untuk pembelian bahan material Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) opsi pertama jika pembayaran tunai mengikuti harga toko per satuan barang, opsi kedua itu harganya beda. Karena modal yang kami gunakan itu juga modal dari luar,” ungkapnya, saat ditemui jurnalfaktual.id di toko material UD Sumber Indah. Minggu (4/9/2022).
Ibu Taufik, menambahkan jika proses transaksi di tokonya menggunakan nota rincian pembelian. “Itu harganya sudah disetujui kepala desa” tutupnya.
Pantauan jurnalfaktual.id, hingga pertanggal 4 September 2022, bahan-bahan material seperti semen, kayu, besi, masih belum digunakan.
Supriyadi, penerima BSPS menjelaskan, jika Semen, yang ada di rumah miliknya (bahan material BSPS), sebagian sudah mulai mengeras.
“Saya orang kecil, saya takut salah. Untuk itu, saya akan melapor ke pak Bupati atau ke Mapolres Sumenep,” imbuhnya.