Demokrasi Itu Tak Ada Lara-laraan: Prabowo Tanggapi Keluarnya PKB dari Koalisi

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read

jfid – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sebelumnya berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024, kini memilih berpaling ke Partai NasDem dan mengusung duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, termasuk Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga menjadi bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies. Namun, Prabowo Subianto tampak tidak terlalu terpengaruh oleh keputusan PKB tersebut.

Dalam sebuah acara deklarasi dukungan dari Partai Gelombang Rakyat (Gelora) yang dipimpin oleh Anis Matta dan Fahri Hamzah, Prabowo mengatakan bahwa demokrasi adalah proses diskusi, bertemu, dan kadang-kadang berpisah. Ia juga menyatakan siap berjuang bersama Gelora untuk Pilpres 2024.

“Demokrasi itu nggak ada lara-laraan, nggak ada lara-laraan, demokrasi adalah suatu proses diskusi, bertemu, kadang-kadang berpisah ya, santai aja, kita berbuat yang baik untuk rakyat,” kata Prabowo kepada wartawan di Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2023).

Prabowo menambahkan bahwa rakyat akan menilai setiap perbuatan dan ucapan para politikus. Ia mengatakan bahwa rakyat tidak bodoh dan tidak bisa dibohongi. “Semuanya kita serahkan kepada rakyat. Tidak ada pelipur-pelipuran,” ujarnya.

Sementara itu, Anies Baswedan dan Cak Imin akan mendeklarasikan diri sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden hari ini, Sabtu 2 September 2023 di Surabaya, Jawa Timur. Deklarasi ini akan diselenggarakan di Hotel Majapahit Surabaya sekitar pukul 14.00 WIB.

Keputusan PKB untuk menerima tawaran koalisi dari NasDem ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Hasanuddin Wahid seusai menggelar rapat pleno gabungan DPP PKB di kantor DPW PKB Jatim di Jalan Menanggal Surabaya, Jumat (1/9).

Hasanuddin mengatakan bahwa ketua umum PKB sudah diberitahu bahwa nama koalisi bersama Gerindra bukan lagi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), melainkan Koalisi Indonesia Maju setelah PAN dan Golkar bergabung. “Kan, ketua umum kami sudah dikasih tahu nama koalisinya bukan KKIR lagi, otomatis cabut dari situ,” kata Wahid.

Keputusan ini juga membuat kecewa Partai Demokrat yang merasa dikhianati oleh NasDem. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya menyatakan bahwa persetujuan duet Anies-Cak Imin dilakukan secara sepihak oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.

Padahal, menurutnya, Anies sebelumnya telah memilih Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, sebagai pendampingnya.

“Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh. Ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol (Nasdem, Demokrat, dan PKS),” kata Riefky dikonfirmasi Tempo, Kamis 31 Agustus 2023.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article