Cracker: Kisah Hacker Jahat yang Mencuri Data dan Uang

Nafa
By Nafa
3 Min Read
Cracker: Kisah Hacker Jahat yang Mencuri Data dan Uang (Ilustrasi)
Cracker: Kisah Hacker Jahat yang Mencuri Data dan Uang (Ilustrasi)

jfid- Hacker dan Cracker adalah dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan perilaku peretasan di internet.

Namun, perbedaan antara keduanya sangat signifikan. Hacker biasanya melakukan peretasan untuk tujuan yang lebih baik, seperti mencari celah keamanan dan memperbaiki sistem untuk membuatnya lebih aman.

Sebaliknya, Cracker melakukan peretasan untuk tujuan kejahatan, seperti mencuri data, merusak jaringan, atau merugikan sistem.

Perbedaan Hacker dan Cracker

Hacker dan Cracker memiliki tujuan yang berbeda. Hacker melakukan peretasan untuk tujuan yang lebih baik, seperti memperbaiki sistem keamanan dan meningkatkan keamanan data.

Hacker juga dapat melakukan peretasan untuk tujuan yang lebih jahat, seperti mencuri data pribadi atau merusak sistem.

Namun, tujuan utama hacker adalah untuk memperbaiki sistem keamanan dan meningkatkan keamanan data.

Cracker, sebaliknya, melakukan peretasan untuk tujuan kejahatan. Mereka mencari celah keamanan dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencuri data, merusak jaringan, atau merugikan sistem.

Cracker juga dapat melakukan peretasan untuk tujuan yang lebih jahat, seperti mencuri uang atau data pribadi.

Contoh Hacker yang Baik

Contoh hacker yang baik adalah Bjorka, yang dikenal karena aksinya yang mengungkap data-data pengguna hingga dokumen rahasia negara.

Bjorka berdalih bahwa aksinya itu adalah bukti jika pemerintah tak berdaya menangani keamanan data masyarakat Indonesia.

Bjorka juga mengatakan bahwa “ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda.

Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar.

Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata.

Karena mereka hanyalah orang-orang bodoh” (CNN Indonesia, 2022).

Contoh cracker yang jahat adalah Matthew Bevan dan Richard Pryce, dua peretas asal Inggris yang meretas beberapa jaringan militer pada tahun 1996.

Mereka meretas Pangkalan Angkatan Udara Griffiss, Badan Sistem Informasi Pertahanan, dan Institut Penelitian Atom Korea (KARI).

Mereka juga meretas sistem lainnya, termasuk sistem militer dan sistem pemerintahan (OkeZone Techno, 2023).

Pentingnya keamanan siber (cyber security) sangatlah penting di era serba digital seperti saat ini. Beberapa kali website pemerintah terkena serangan siber dari para peretas atau hacker.

Padahal hal ini dapat menyebabkan data-data penting milik pemerintah dicuri. Tak hanya di Indonesia, negara-negara lain pun sangat rentan diretas dan dapat merugikan banyak orang ataupun pihak (Djkn.kemenkeu.go.id, 2022).

Kesimpulan

Hacker dan Cracker memiliki tujuan yang berbeda. Hacker melakukan peretasan untuk tujuan yang lebih baik, seperti memperbaiki sistem keamanan dan meningkatkan keamanan data.

Cracker, sebaliknya, melakukan peretasan untuk tujuan kejahatan, seperti mencuri data, merusak jaringan, atau merugikan sistem.

Pentingnya keamanan siber sangatlah penting untuk mencegah serangan siber dan melindungi data-data penting.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article