China: Menyatakan Dukung Palestina Bukan Berarti Anti-Israel

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
3 Min Read
Kehancuran Gaza: Invasi Israel Dan Pengungsian Massal Palestina
Kehancuran Gaza: Invasi Israel Dan Pengungsian Massal Palestina
- Advertisement -

jfid – China, sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, telah menunjukkan sikap netral dalam konflik Israel-Palestina yang kembali memanas sejak awal Oktober 2023. China mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan mendesak agar gencatan senjata segera dicapai. China juga menawarkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang menderita akibat serangan Israel.

Namun, di balik sikap netralnya, China juga memiliki kepentingan strategis dan ekonomis di kawasan Timur Tengah, termasuk dalam hubungannya dengan Palestina. China adalah salah satu negara pertama yang mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Negara Palestina sejak 1988. China juga mendukung hak Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat berdasarkan batas tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

China memiliki beberapa alasan untuk mendukung Palestina, antara lain:

  • China ingin memperluas pengaruhnya di Timur Tengah sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road (BRI), yang merupakan proyek infrastruktur global yang melibatkan lebih dari 130 negara. Palestina adalah salah satu mitra potensial China dalam BRI, terutama dalam bidang perdagangan, investasi, dan kerjasama pembangunan.
  • China ingin menjaga hubungan baik dengan dunia Islam, yang merupakan sumber utama pasokan energi dan pasar bagi produk-produk China. China juga ingin menghindari kritik dari negara-negara Muslim terkait isu Xinjiang, di mana minoritas Uighur Muslim mengalami penindasan oleh pemerintah China. Dengan mendukung Palestina, China berharap dapat memenangkan simpati dan dukungan dari dunia Islam.
  • China ingin menyeimbangkan kekuatan Amerika Serikat di Timur Tengah, yang selama ini menjadi sekutu utama Israel. China menilai bahwa Amerika Serikat memiliki kebijakan pro-Israel yang tidak adil dan tidak objektif dalam menangani konflik Israel-Palestina. China ingin menunjukkan bahwa ia dapat berperan sebagai mediator yang lebih netral dan efektif dalam mencari solusi damai bagi kedua belah pihak.

Meskipun demikian, dukungan China untuk Palestina tidak berarti bahwa China anti-Israel. Sejak menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1992, China dan Israel telah mengembangkan kerjasama yang semakin erat di bidang ekonomi, militer, dan teknologi. China adalah mitra dagang ketiga terbesar Israel secara global dan terbesar di Asia Timur. Beberapa komentator juga mencatat adanya kemiripan antara budaya dan nilai-nilai kedua negara.

China tidak ingin memutuskan hubungan dengan Israel, karena Israel memiliki banyak keunggulan yang dapat memberikan manfaat bagi China, seperti inovasi teknologi, keamanan siber, pertahanan udara, dan intelijen. Oleh karena itu, China berusaha untuk menjaga keseimbangan antara hubungannya dengan Israel dan Palestina, serta negara-negara Arab lainnya di kawasan tersebut.

China berharap bahwa konflik Israel-Palestina dapat diselesaikan secara damai melalui dialog dan negosiasi berdasarkan resolusi PBB dan prinsip dua negara. China juga bersedia bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mendorong perdamaian dan mendorong pembicaraan antara kedua belah pihak.

- Advertisement -
Share This Article