jfid – Kasus kanker ovarium pada bayi di Malaysia baru-baru ini mengejutkan banyak pihak.
Bayi berusia 19 bulan tersebut didiagnosis menderita kanker ovarium stadium 3, sebuah kondisi yang sangat jarang terjadi pada usia tersebut.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala-gejala yang mungkin muncul pada anak-anak.
Gejala yang Muncul
Gejala awal yang dialami oleh bayi ini termasuk sembelit, perut kembung, dan kurang aktif.
Sang ibu, Fllarystia Sintom, mengungkapkan bahwa anaknya sering menangis dan hanya mau digendong.
Ketika diperiksakan ke dokter, ditemukan tumor sepanjang 13,5 sentimeter di ovarium bayi tersebut.
Dokter spesialis kandungan onkologi dan ginekologi, Anindhita, menjelaskan bahwa kanker ovarium pada anak-anak bisa menyerang mulai usia 1-15 tahun, meskipun kasusnya sangat jarang.
“Kejadian kanker ovarium pada usia muda memang sangat kecil, hanya sekitar tiga sampai delapan persen dari seluruh kasus kanker ovarium,” ujarnya.
Penanganan Kanker Ovarium pada Bayi
Penanganan kanker ovarium pada bayi memerlukan pendekatan yang sangat hati-hati dan terencana.
Setelah tumor ditemukan, langkah pertama yang biasanya diambil adalah operasi untuk mengangkat tumor tersebut.
Dalam kasus bayi di Malaysia, operasi dilakukan pada 2 Oktober 2024, dan para ahli medis mengonfirmasi bahwa bayi tersebut menderita kanker ovarium stadium 3.
Setelah operasi, langkah selanjutnya adalah terapi lanjutan seperti kemoterapi atau radioterapi, tergantung pada kondisi pasien dan stadium kanker.
Anindhita menekankan pentingnya diagnosis dini untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
“Sayangnya, kanker ovarium sering kali baru terdeteksi pada stadium lanjut karena tidak ada prosedur pemeriksaan dini seperti pada kanker serviks,” tambahnya.
Pentingnya Kewaspadaan Orang Tua
Kasus ini menjadi pengingat bagi orang tua untuk selalu waspada terhadap perubahan perilaku dan kondisi fisik anak-anak mereka.
Gejala seperti perut kembung, sembelit, dan kurang aktif mungkin terlihat sepele, tetapi bisa menjadi tanda adanya masalah serius.
Para ahli medis juga menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai kanker ovarium pada usia muda.
Meskipun sangat jarang, kasus seperti ini menunjukkan bahwa kanker ovarium bisa menyerang di usia berapa pun.
Kesimpulan
Kisah bayi di Malaysia yang terkena kanker ovarium ini membuka mata kita akan pentingnya kewaspadaan dan penanganan dini terhadap gejala-gejala yang muncul pada anak-anak.
Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, peluang kesembuhan bisa meningkat secara signifikan.
Orang tua diharapkan untuk selalu memperhatikan kondisi kesehatan anak-anak mereka dan segera berkonsultasi dengan dokter jika menemukan gejala yang mencurigakan.