Banyak Pihak Berharap, Program BSPS di Sumenep Berjalan Sesuai Prosedur

jfid
By jfid
2 Min Read

jfid – Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang sebelumnya menuai polemik di salah satu desa, kecamatan Ganding, kabupaten Sumenep. Kini, banyak pihak berharap, agar bantuan yang menggunakan dana APBN tersebut tidak ada persoalan di tingkat penerima.

Diketahui sebelumnya, dari beberapa penerima bantuan di desa Gadu Timur, kecamatan Ganding, kabupaten Sumenep, mengaku kecewa dengan kwalitas bahan material bangunan yang  diterima.

Basir, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Gadu Timur, kecamatan Ganding menyampaikan pada jurnalfaktual.id, jika pihaknya berharap agar Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) berjalan sesuai prosedur pelaksanaan.

“Masyarakat penerima bantuan di desa kami, diharapkan agar tidak menyoal dan masyarakat untuk mengerjakan secara swadaya. Bagi para pihak-pihak yang terlibat, untuk melaksanakan prosedur sesuai petunjuk teknis,” terang Basir, ketua Badan Permusyawaratan Desa Gadu Timur, kecamatan Ganding.

Wildan Kordinator fasilitator kabupaten Sumenep, saat dihubungi jurnalfaktual.id, terkait pendampingan di berbagai titik penerima bantuan, pihaknya menjelaskan, jika ada beberapa target yang ia capai.

“Prosedur pelaksanaannya sesuai petunjuk teknis. Saat ini masih tahap 1, pengerjaannya bertahap. Jika tahap 1 belum selesai, maka tidak bisa melangkah ketahap selanjutnya. Target kita, semua rampung di akhir Oktober,” tukas Wildan, kordinator fasilitator kabupaten Sumenep, Rabu (14/92022).

Dilain pihak, Taufik pemilik UD Sumber Indah selaku penyedia jasa bahan material BSPS di tiga kecamatan mengklarifikasi dan memberikan hak jawab pada jurnalfaktual.id,

“Kami selaku penyedia bahan material (UD Sumber Indah, red) sebetulnya tidak semata-mata untuk mencari keuntungan. Kami menyediakan bahan material bangunan, juga diniatkan untuk ibadah dengan membantu mempermudah masyarakat kecil untuk kebutuhan material bangunan,” terang Taufik, pada jurnalfaktual.id (14/9/2022).

Taufik menyampaikan, kendala yang terjadi di tingkat penerima. Semisal, jika bahan material yang diinginkan oleh penerima bantuan tidak tersedia di tokonya.

“Untuk itu, kami (UD Sumber Indah, red) sebisa mungkin untuk melayani masyarakat bawah. Karena saya sendiri orang kecil,” imbuh Taufik.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article