jfid – Dalam dinamika politik Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah lama menjadi tokoh sentral dengan pengaruh yang tak terbantahkan.
Saat ini, perannya kembali menjadi sorotan dalam kampanye Saeed Jalili pada putaran kedua Pemilihan Presiden Iran.
Dengan latar belakang politik yang sarat akan loyalitas kepada pemimpin tertinggi ini, Jalili memposisikan dirinya sebagai kandidat yang paling setia pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diusung Khamenei.
Saeed Jalili, seorang mantan perunding nuklir Iran, terus menekankan kesetiaannya kepada Ayatollah Khamenei sebagai salah satu pilar utama dalam kampanyenya.
“Saya berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai revolusi Islam dan tetap setia pada panduan Ayatollah Khamenei,” ujar Jalili dalam salah satu kampanyenya di Teheran.
Kesetiaan ini ditunjukkan melalui berbagai tindakan dan retorika politiknya, termasuk penolakannya terhadap segala bentuk intervensi asing yang bertentangan dengan pandangan Khamenei.
Sebagai pemimpin tertinggi Iran, Khamenei memberikan bimbingan dan dukungan moral kepada Jalili.
Hubungan mereka bukan hanya bersifat hierarkis, tetapi juga strategis. Jalili dikenal sebagai perwakilan Khamenei di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, yang merupakan badan keamanan tertinggi di Iran.
Posisi ini bukan hanya simbol kesetiaan, tetapi juga menunjukkan tingkat kepercayaan yang Khamenei berikan kepada Jalili .
Dalam salah satu pidatonya, Khamenei secara implisit menyebut pentingnya memiliki pemimpin yang mampu mempertahankan garis keras terhadap Barat dan tidak mudah tergoda oleh janji-janji negara asing.
Hal ini diartikan oleh banyak pihak sebagai dukungan terselubung terhadap Jalili yang memang dikenal dengan sikap anti-Baratnya.
Isu anti-Barat menjadi salah satu pilar kampanye Jalili. Ia sering kali menekankan pentingnya mempertahankan kedaulatan nasional dan menolak campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Iran.
“Kami tidak akan membiarkan Barat mengendalikan nasib bangsa kita. Iran harus dipimpin oleh mereka yang memahami ancaman dan godaan dari luar,” tegas Jalili dalam salah satu debat calon presiden .
Sikap ini selaras dengan pandangan Khamenei yang konsisten mengkritik kebijakan Barat terhadap Iran.
Selain sikap anti-Barat, Jalili juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai tradisional Iran.
Ia berupaya menunjukkan bahwa dia adalah pilihan yang paling sesuai untuk mempertahankan budaya dan tradisi Iran.
“Nilai-nilai budaya kita adalah identitas kita. Kita harus mempertahankan dan melestarikan warisan ini di tengah gelombang globalisasi,” kata Jalili dalam sebuah wawancara.
Khamenei sendiri sering kali menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai tradisional ini dalam berbagai kesempatan.
Kesetiaan dan pengaruh Ayatollah Khamenei terhadap kampanye Saeed Jalili tidak hanya memberikan Jalili keunggulan kompetitif dalam kontestasi politik ini, tetapi juga menunjukkan dinamika kekuasaan yang ada di Iran.
Bagi para pemilih, pemilihan ini bukan hanya tentang memilih presiden, tetapi juga tentang memilih masa depan Iran di bawah bayang-bayang pengaruh Khamenei.