Ambruknya Produk UMKM Sumenep Madura di Pusat Perbelanjaan Transmart

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
2 Min Read
Produk UMKM Sumenep yang retur dari Transmart (foto: jurnalfaktual.id)
Produk UMKM Sumenep yang retur dari Transmart (foto: jurnalfaktual.id)
- Advertisement -

jfid – Berbagai produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal kabupaten Sumenep Madura ambruk di pusat perbelanjaan Transmart. Setidaknya ada 9 jenis produk UMKM yang diretur karena kadarluarsa. Seperti abon ikan, kacang-kacangan, bumbu cabai, pokak (minuman khas Madura), dan berbagai jajanan lainnya. Rabu (20/9/2023). 

Sunarto Wiyono salah satu penyalur atau distributor produk UMKM ke Transmart menyampaikan. Jika banyak produk lokal UMKM asal Sumenep Madura merugi, karena produksinya tidak laku di pusat perbelanjaan. 

“jika di Transmart itu, sistemnya titip produk. Jadi jika barang tidak laku di pasar, maka yang menanggung resiko adalah penjual atau UMKM. Bulan September, ada banyak produk yang diretur. Ada kardusan,” terang Sunarto Wiyono pada jurnalfaktua.id. Di kantor Akanca Tani, Rabu (20/9/2023). 

Sunarto Wiyono menyebut, gagalnya produk UMKM di Transmart banyak berbagai faktor. Selain produk yang tidak memiliki brand di pasaran, juga produk yang tidak dikemas dengan menarik. 

Ad image

“Banyak produk UMKM yang tidak punya brand, akhirnya kalah di pasaran. Selain itu, kemasan kurang menarik. Dan banyak UMKM yang coba-coba bersaing di pasar modern seperti Transmart,” imbuh Sunarto Wiyono. 

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumenep, Jawa Timur, Hairul Anwar menilai pertumbuhan ekonomi berjalan lamban akibat Covid-19.

“Pasca Virus Covid-19 ini tentu berpotensi mengganggu proses produksi dan distribusi kebutuhan masyarakat,” katanya, Rabu (20/9/2023).

Di lain hal, Hairul Anwar menyebut pentingnya pemerintah daerah Sumenep untuk memberikan edukasi market pada pelaku usaha. Pihaknya mengatakan, jajanan lokal khas Madura harus laku di lokal Madura sebelum keluar. 

“Seperti Pokak, ini kan minuman khas lokal. Pemerintah daerah perlu memperkenalkan brand minuman lokal ini. Jika sudah dikenal, baru dipasarkan. Di Madura kan tidak ada Transmart, adanya di Surabaya, Malang, Sidoarjo, apakah masyarakat di sana mengenal Pokak? Ini yang perlu di evaluasi Pemerintah Daerah, agar pelaku UMKM tidak menjadi korban,” tutup Hairul Anwar.

- Advertisement -
Share This Article