Aiman Witjaksono Dicecar 60 Pertanyaan soal Polisi tak Netral

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
5 Min Read
- Advertisement -

jfid – Aiman Witjaksono adalah seorang jurnalis senior yang dikenal sebagai mantan redaksi Kompas TV. Ia juga pernah menjadi pembawa acara berita dan talk show di berbagai stasiun televisi. Namun, pada September 2023, ia memutuskan untuk nonaktif sebagai jurnalis dan bergabung dengan Tim Pemenangan Nasional (TPN) calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai juru bicara.

Keputusan Aiman ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan publik. Sebagian orang mengapresiasi langkahnya yang berani dan idealis, sebagian lain mengkritiknya karena dianggap meninggalkan profesi jurnalis yang seharusnya netral dan independen. Aiman sendiri mengatakan bahwa ia tidak bermaksud mengkhianati profesi jurnalis, melainkan ingin berkontribusi lebih banyak untuk kemajuan bangsa dan negara.

“Saya tidak meninggalkan profesi jurnalis, saya hanya nonaktif sementara. Saya masih punya kartu anggota PWI dan masih menghormati kode etik jurnalistik. Saya juga tidak menerima gaji atau fasilitas apa pun dari TPN. Saya hanya ingin membantu Ganjar-Mahfud yang saya anggap sebagai pasangan capres-cawapres terbaik untuk Indonesia,” ujar Aiman dalam sebuah wawancara.

Namun, peran Aiman sebagai jubir Ganjar-Mahfud tidak berjalan mulus. Pada November 2023, ia dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Elemen Masyarakat Sipil untuk Demokrasi. Mereka menuding Aiman menyebarkan kebencian dan hoaks terkait pernyataannya yang menyebut adanya oknum Polri yang tidak netral pada Pemilu 2024.

Pernyataan Aiman yang dimaksud adalah saat ia mengomentari hasil survei yang menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari Ganjar-Mahfud. Aiman mengatakan bahwa survei tersebut tidak kredibel dan diduga ada campur tangan oknum Polri yang berpihak kepada Prabowo-Gibran.

“Ada oknum Polri yang memenangkan Prabowo-Gibran. Ada Komandan Polri yang berupaya memenangkan Prabowo-Gibran. Ini fakta, bukan opini. Saya punya buktinya. Saya punya rekaman suara, saya punya video, saya punya dokumen. Saya siap mengungkapkannya di waktu yang tepat,” kata Aiman dalam sebuah video yang viral di media sosial.

Laporan tersebut membuat Aiman harus menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada 5 Desember 2023. Ia dicecar sekitar 60 pertanyaan oleh penyidik terkait pernyataannya tersebut. Aiman mengaku kooperatif dan menjawab semua pertanyaan dengan jujur dan lugas. Ia juga membawa sejumlah barang bukti yang ia klaim sebagai bukti adanya oknum Polri yang tidak netral.

“Saya tidak takut dan tidak merasa bersalah. Saya hanya menyampaikan fakta yang saya alami dan saya lihat. Saya juga tidak bermaksud menyerang institusi Polri, tapi hanya oknum-oknum tertentu yang melanggar kode etik dan hukum. Saya harap Polri bisa bersikap profesional dan transparan dalam menangani kasus ini,” ujar Aiman usai diperiksa. 

Aiman juga mendapat dukungan dari TPN Ganjar-Mahfud dan sejumlah tokoh masyarakat. Mereka menilai bahwa Aiman adalah korban kriminalisasi dan intimidasi politik. Mereka juga meminta Polri untuk tidak terpengaruh oleh tekanan dari pihak-pihak yang ingin menggagalkan Ganjar-Mahfud.

“Aiman adalah seorang jurnalis yang berintegritas dan berani. Ia juga adalah seorang jubir yang loyal dan profesional. Ia tidak pantas diperlakukan seperti ini. Kami mendukung Aiman dan siap membela kebenaran. Kami juga mengimbau Polri untuk tidak terjebak dalam konflik politik dan menjaga netralitasnya,” kata Ketua TPN Ganjar-Mahfu. 

Sementara itu, pelapor Aiman, Fikri Fakhrudin, menegaskan bahwa laporannya bukan bermotif politik, melainkan murni sebagai bentuk kepedulian terhadap demokrasi. Ia menilai bahwa pernyataan Aiman adalah fitnah dan provokasi yang dapat merusak citra Polri dan mengganggu stabilitas nasional.

“Kami tidak ada hubungan dengan Prabowo-Gibran atau pihak manapun. Kami hanya ingin Pemilu 2024 berjalan damai, jujur, adil, dan demokratis. Kami juga menghormati Polri sebagai penegak hukum yang netral dan profesional. Kami berharap Polri bisa mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi yang tegas kepada Aiman,” kata Fikri. 

Kasus Aiman Witjaksono ini masih terus bergulir dan menarik perhatian publik. Bagaimana nasib Aiman selanjutnya? Apakah ia akan terbukti bersalah atau tidak? Apakah ia akan tetap menjadi jubir Ganjar-Mahfud atau mundur? Dan bagaimana dampak kasus ini terhadap Pemilu 2024? Semua itu masih menjadi tanda tanya yang menunggu jawaban.

- Advertisement -
Share This Article