10 Fakta Mengejutkan di Balik Begal Ditembak Mati di Sumenep

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read

jfid – Peristiwa penembakan aparat Polres Sumenep pada seseorang yang diduga begal (Almarhum Herman). Pada Minggu sekitar 16.30 sore, di depan ATM BRI jl. Adhirasa, desa Kolor. Minggu (13/3/2022).

jurnalfaktual.id melakukan investigasi mendalam dan ekstensif terkait peristiwa penembakan aparat Polres Sumenep. Berikut jejak Herman (Almarhum yang diduga begal) mulai dari desa Gadu Timur menuju Tempat Kejadian Perkara, di Jl. Adhirasa, desa Kolor, Sumenep.

1. Kesaksian warga desa Gadu Timur, sekira pukul 15.00 Herman menaiki sepeda motor merk Vega bernomor polisi: M 2356 TR. Sebelum menuju kota Sumenep, Herman berkunjung ke rumah Gufron Efendi kepala desa Gadu Timur. Herman hendak meminjam kontak motor kepala desa, padahal dirinya menaiki sepeda motor, perilaku orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).

“Bun, ngenjema kontagge (pinjam kontak sepeda motor),” ujar Herman pada kepala desa Gadu Timur.

Ad image

Se bekna kan bede sapedana Her (kamu kan ada sepedanya Herman),” ujar Kades Gufron Efendi.

Sumber informasi: dari seorang Kyai pimpinan pondok pesantren di desa Gadu Timur, kecamatan Ganding.

2. Berdasarkan kesaksian warga dusun Polai Timur, desa Gadu Timur, Herman menuju ke Sumenep, mengendarai sepeda motor Vega, bernomor polisi M 2356 TR dan membawa celurit (alat yang biasa digunakan warga desa untuk mengupas kulit kelapa).

3. Kesaksian keluarga dan tetangga Herman, jika sejak Jumat (3 hari sebelum peristiwa penembakan, Herman mengalami gangguan jiwa).

4. Sampai di TKP, Herman mengeluarkan celurit. Kesaksian penjual es kepal di depan ATM BRI Jl. Adhirasa, desa Kolor. Seorang perempuan berteriak minta tolong.

5. Rombongan Aparat Polres Sumenep berpakaian preman, memberikan tembakan peringatan. Herman tak menggubris. Tetap menenteng Celurit. Dan Polisi menembak Herman.

6. Herman dinyatakan meninggal diperjalanan menuju RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Laksono (Ayah kandung  Herman) menandatangani surat yang ia tak ketahui dan menerima santunan penguburan jenazah senilai 2.800.000 (Dua juta delapan ratus ribu rupiah).  Diduga Polisi memberikan santunan untuk penguburan jenazah.

7. Kesaksian keluarga yang memandikan jenazah Herman. Ada 1 lubang di bagian dada Herman dan 2 lubang bekas peluru di paha serta 3 lubang dibagian betis.

8. Sepeda motor yang dikendarai Herman dari Gadu Timur menuju TKP bernomor polisi M 2356 TR, diantarkan pickup secara misterius ke desa Gadu Timur pada Selasa 14 Maret (Diantar pickup misterius ke rumah Gufron Efendi, kades Gadu Timur).

9. Keterangan para tetangga, Selama Herman mengalami gangguan jiwa, dirinya terbiasa ingin meminjam motor orang lain dengan meminta kontak sepeda motor, walaupun dirinya menaiki sepeda motor. Namun, Herman tidak sadar, jika dirinya menaiki motor (prilaku ODGJ).

10. Keterangan pihak yang mengaku paman Herman (memberikan keterangan jika Herman terpengaruh minuman keras dan memiliki jejak rekam buruk), bukanlah paman sesungguhnya. Dan saat dikonfirmasi kembali, orang yang mengaku paman Herman, keterangannya berubah-ubah.

“Yang minum-minuman itu hanya isu, saya tidak tahu pasti. Dan Herman tidak mencuri uang di masjid,” terangnya, di kediaman rumah duka, usai acara tahlil, dimana keterangan tersebut berbeda dengan keterangan saat diwawancara di RSUD Sumenep. Selasa (15/3/2022).

Herman, Terduga Begal yang Tewas di Tangan Polisi Mengalami Sakit Jiwa
Share This Article