Salah satu akar sejarah cosplay dapat ditelusuri dari tradisi karnaval di Eropa pada abad pertengahan.
Karnaval adalah perayaan tahunan yang melibatkan pawai, tarian, musik, dan kostum-kostum yang menggambarkan berbagai tema, seperti agama, politik, mitologi, dan humor.
Karnaval biasanya diadakan sebelum masa puasa Kristen, yaitu sekitar bulan Februari atau Maret.
Salah satu karnaval terkenal di dunia adalah Karnaval Venesia di Italia, yang sudah ada sejak abad ke-13.
Karnaval ini terkenal dengan topeng-topeng yang indah dan artistik, yang dipakai oleh para peserta untuk menyembunyikan identitas mereka.
Topeng-topeng ini juga memiliki makna dan simbol yang berbeda-beda, seperti komedi, tragedi, binatang, dan karakter fiksi.
Selain karnaval, tradisi berpakaian seperti tokoh tertentu juga berkembang di kalangan teater dan opera. Salah satu contoh adalah opera Commedia dell’arte, yang berasal dari Italia pada abad ke-16.
Opera ini menggunakan kostum dan topeng yang merepresentasikan berbagai arketipe, seperti pahlawan, penjahat, badut, dan wanita cantik.
Opera ini juga mempengaruhi genre teater lainnya, seperti pantomim, melodrama, dan farce.
Pada abad ke-18 dan ke-19, muncul pula fenomena bal kostum atau bal maskerat, yaitu pesta dansa yang dihadiri oleh orang-orang yang mengenakan kostum dan topeng.
Bal kostum ini biasanya diadakan oleh kalangan bangsawan dan elit, yang ingin mengekspresikan diri mereka tanpa batasan sosial.
Bal kostum ini juga menjadi ajang untuk menampilkan kreativitas dan kemewahan dalam berbusana.
Salah satu bal kostum yang terkenal adalah Bal des Ardents, yang diadakan oleh Raja Charles VI dari Prancis pada tahun 1393.
Dalam bal ini, raja dan lima bangsawannya berpakaian seperti manusia liar yang ditutupi dengan bulu dan ter.
Namun, tragedi terjadi ketika salah satu kostum terbakar api dari obor, dan menyebabkan empat orang tewas.
Perkembangan Cosplay di Timur
