jf.id – Perhelatan Pilkada Sumenep 2020 sudah dimulai. Hal tersebut, ditandai dengan dimulainya sosialisasi KPUD Sumenep tentang Pilkada Sumenep 2020. Tertanggal 2 Desember 2019 kemarin, disalah satu hotel di Sumenep.
Hingga Desember saat ini, ada beberapa Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep 2020 bermunculan. Syarat menjadi calon Bupati Sumenep Melalaui kendaraan partai, harus dengan syarat 20 persen dari persentase penduduk Sumenep atau 10 kursi dari perolehan suara partai di kursi Legislatif.
Sedangkan calon Bupati Sumenep yang ingin maju melalui jalur Independent dibutuhkan dukungan 7,5 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Sumenep. Adapun berkas yang harus dilengkapi bagi calon perseorangan adalah foto copy KTP, kemudian mengisi formulir model B1 KWK.
Sesuai PKPU Nomor 3 Tahun 2017 jumlah dukungan harus 65.458, atau 7,5 persen dari DPT terakhir (Pemilu 2019). Dan dukungan tersebut, tersebar di 27 kecamatan atau minimal di 14 Kecamatan baik di kepulauan maupun daratan.
Namun, dari sekian banyak Bacalon yang ada, hanya terhitung 1 atau 2 Bacalon yang menunjukkan keseriusannya.
Pilkada Sumenep 2020, pemenangnya adalah Kiai. Dan Fattah Jasin sambangi 1000 Kiai Sumenep
Dari sekian banyak Bacalon Bupati dan Wakil Bupati yang bermunculan. Tanpak terlihat, hanya Fattah Jasin, yang sowan ke para Kiai sepuh Hos di Sumenep. Sesuai dengan jargon yang di khotbahkan para Tim Suksesnya: “Sumenep Barokah”
Demikianlah, sebuah realitas nyata, sebagaimana Fattah Jasin, salah satu Bacalon Bupati Sumenep (dari PKB). Dirinya yang berasal dari Birokrat, justru lebih dekat dengan para Ulama.
Siapa yang dibentengi para Kiai, maka dialah yang akan duduk di kursi Bupati. Apakah anda tau, Siapa kakek Buyut Fattah Jasin? Menurut ahli sejarah dan pakar sejarah Babat Sumenep, Fattah Jasin adalah keturunan dari Raden Patah (Sultan Demak).
Jika ditarik dari garis keturunan Ibu, Fattah Jasin adalah keturunan Bindara Ibrahim (saudara kandung Bindara Saod). Tapi, Penulis tegaskan, Fattah Jasin bukan Kiai, karena ia tidak mengajar seperti para Kiai di Pesantren. Namun, Fattah Jasin tanpak dibentengi para Kiai-Kiai sepuh di Sumenep.
Deni Puja Pranata