jfid – Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2, menarik perhatian publik saat mengenakan jaket bergaya Naruto, tokoh utama dari serial manga dan anime populer, dalam debat cawapres kedua pada Minggu, 21 Januari 2024.
Jaket berwarna biru muda itu dilengkapi dengan logo klan Uzumaki, asal Naruto, di bagian dada sebelah kanan, dan tulisan “Samsul” di bagian punggung dengan huruf khas Naruto. Apa makna di balik jaket Naruto Gibran yang jadi sorotan itu?
Naruto: Dari Terpinggirkan Hingga Menjadi Hokage
Naruto adalah sebuah kisah tentang seorang anak yatim piatu yang memiliki impian menjadi Hokage, pemimpin tertinggi desa ninja tempatnya tinggal.
Naruto memiliki semangat yang tinggi, tekad yang kuat, dan rasa percaya diri yang besar, meskipun sering dianggap remeh dan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
Naruto berasal dari klan Uzumaki, sebuah klan ninja yang dikenal karena ketahanan dan kekuatan mereka, tetapi juga dimusuhi oleh klan-klan lain yang iri dan takut.
Naruto adalah salah satu keturunan klan Uzumaki yang masih tersisa, bersama dengan Karin, seorang ninja wanita yang menjadi temannya.
Naruto memiliki sebuah rahasia besar yang tidak diketahui oleh banyak orang: di dalam tubuhnya tersegel seekor monster rubah berekor sembilan yang disebut Kyuubi.
Kyuubi adalah salah satu dari sembilan makhluk legendaris yang disebut Bijuu, yang memiliki kekuatan luar biasa dan dapat menghancurkan apa saja di hadapannya.
Kyuubi pernah menyerang desa ninja tempat Naruto tinggal, dan menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk orang tua Naruto sendiri. Untuk menghentikan Kyuubi, ayah Naruto, yang juga Hokage keempat, mengorbankan nyawanya untuk menyegel Kyuubi di dalam tubuh bayi Naruto. Dengan demikian, Naruto menjadi penerus kehendak ayahnya, dan juga pembawa harapan bagi desa ninja tersebut.
Namun, Naruto tidak mendapatkan penghargaan atau penghormatan dari orang-orang di desanya. Sebaliknya, ia dianggap sebagai ancaman dan kutukan, karena memiliki Kyuubi di dalam dirinya.
Naruto sering di-bully, dihina, dan diasingkan oleh teman-teman sebayanya, dan bahkan oleh orang dewasa. Naruto merasa kesepian, tidak dicintai, dan tidak berharga. Namun, Naruto tidak menyerah pada keadaannya. Ia bertekad untuk membuktikan dirinya, dan membuat semua orang mengakui keberadaannya. Ia ingin menjadi Hokage, dan mendapatkan pengakuan dan hormat dari semua orang. Ia ingin menjadi pahlawan, dan melindungi orang-orang yang ia sayangi.
Untuk mewujudkan impiannya, Naruto berlatih keras untuk menjadi ninja yang hebat. Ia bergabung dengan tim 7, yang dipimpin oleh Kakashi Hatake, seorang ninja legendaris yang dikenal sebagai ninja peniru. Tim 7 terdiri dari Naruto, Sasuke Uchiha, seorang ninja berbakat yang merupakan saingan sekaligus sahabat Naruto, dan Sakura Haruno, seorang ninja perempuan yang merupakan cinta pertama Naruto. Bersama-sama, mereka menjalani berbagai misi dan petualangan, yang menguji kekuatan, kecerdasan, dan persahabatan mereka. Mereka juga bertemu dengan banyak teman dan musuh, yang memiliki kisah dan tujuan masing-masing.
Salah satu musuh terbesar Naruto adalah Akatsuki, sebuah organisasi ninja jahat yang beranggotakan para ninja-ninja elit yang telah meninggalkan desa mereka. Akatsuki memiliki misi untuk menangkap dan mengambil semua Bijuu, termasuk Kyuubi yang ada di dalam Naruto, untuk menciptakan senjata pamungkas yang dapat menguasai dunia.
Naruto dan teman-temannya harus berjuang melawan Akatsuki, dan mencegah mereka merealisasikan rencana jahat mereka. Naruto juga harus menghadapi konflik batinnya sendiri, antara menerima dan mengendalikan Kyuubi, atau menolak dan membebaskannya.
Naruto juga harus menghadapi kenyataan pahit bahwa Sasuke, sahabatnya, telah berpaling menjadi musuh, dan bergabung dengan Akatsuki, karena dendam dan ambisi yang menguasai hatinya.
Di tengah-tengah perjuangan dan pertarungan yang sengit, Naruto terus berkembang dan bertumbuh, baik secara fisik maupun mental. Ia belajar banyak hal dari gurunya, teman-temannya, dan bahkan musuh-musuhnya. Ia belajar tentang arti persahabatan, kepercayaan, pengorbanan, dan cinta. Ia belajar tentang arti menjadi ninja, menjadi Hokage, dan menjadi manusia.
Ia belajar untuk menghargai dan menghormati orang lain, tanpa memandang latar belakang, status, atau perbedaan mereka. Ia belajar untuk mengampuni dan memaafkan, tanpa membenci atau menyalahkan. Ia belajar untuk berani dan bertanggung jawab, tanpa takut atau ragu. Ia belajar untuk bersyukur dan bahagia, tanpa iri atau dengki.
Naruto juga berhasil menginspirasi dan mempengaruhi banyak orang dengan semangat dan kebaikannya. Ia berhasil membuat banyak orang yang awalnya membencinya, menjadi mengagumi dan menyayanginya. Ia berhasil membuat banyak orang yang awalnya mengejeknya, menjadi mengakui dan menghormatinya.
Ia berhasil membuat banyak orang yang awalnya menentangnya, menjadi mendukung dan membantunya. Ia berhasil membuat banyak orang yang awalnya putus asa, menjadi bersemangat dan berharap. Ia berhasil membuat banyak orang yang awalnya berperang, menjadi berdamai dan bersatu. Ia berhasil membuat banyak orang yang awalnya tidak peduli, menjadi peduli dan berubah.
Akhirnya, setelah melewati berbagai rintangan dan tantangan, Naruto berhasil mewujudkan impiannya menjadi Hokage. Ia berhasil menjadi pemimpin yang bijaksana, adil, dan dicintai oleh semua orang. Ia berhasil menjadi pahlawan yang tangguh, berani, dan dihormati oleh semua orang. Ia berhasil menjadi manusia yang baik, tulus, dan bahagia. Ia berhasil menjadi Naruto, yang berarti “pusaran air”, yang melambangkan perubahan dan harapan.
Gibran: Dari Anak Presiden Hingga Calon Wakil Presiden
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung dari Presiden Joko Widodo, juga memiliki kisah yang tidak kalah menarik dan menginspirasi. Gibran, yang lahir pada 1 Oktober 1988, adalah seorang pengusaha muda yang sukses, yang memiliki berbagai usaha di bidang kuliner, properti, dan teknologi. Gibran juga adalah seorang politisi muda yang berprestasi, yang menjadi calon wakil presiden dari pasangan Prabowo Subianto, mantan rival ayahnya dalam Pilpres 2019.
Gibran tidak selalu hidup dalam kemewahan dan kesuksesan. Ia pernah merasakan hidup yang sederhana dan susah, ketika ayahnya masih menjadi walikota Solo, dan kemudian menjadi gubernur DKI Jakarta.
Gibran pernah tinggal di rumah yang kecil dan sederhana, tanpa AC atau TV. Gibran pernah bersekolah di sekolah negeri biasa, tanpa fasilitas mewah atau perlindungan khusus. Gibran pernah bermain dengan teman-teman sebaya yang berasal dari berbagai latar belakang, tanpa membedakan kaya atau miskin, tinggi atau rendah, pintar atau bodoh.
Gibran juga tidak selalu mendapatkan dukungan dan simpati dari orang-orang di sekitarnya. Ia sering mendapat tekanan dan kritik, karena statusnya sebagai anak presiden. Ia sering dianggap sebagai anak manja, sombong, dan tidak berbakat.