Instagram dan TikTok: Juri Baru Standar Kecantikan Era Modern

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
7 Min Read
Instagram dan TikTok: Juri Baru Standar Kecantikan Era Modern (Ilustrasi)
Instagram dan TikTok: Juri Baru Standar Kecantikan Era Modern (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan mengonsumsi informasi.

Salah satu hasil dari perkembangan ini adalah media sosial. Platform seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan YouTube telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari miliaran orang di seluruh dunia.

Media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi medium yang kuat untuk membentuk dan mengubah pandangan masyarakat, termasuk standar kecantikan.

Standar kecantikan, yang pada awalnya dipengaruhi oleh budaya, seni, dan media tradisional, kini semakin banyak dibentuk oleh konten yang dihasilkan di media sosial.

Ad image

Artikel ini akan menganalisis secara mendalam bagaimana media sosial mempengaruhi dan mengubah standar kecantikan, dengan menyoroti faktor-faktor utama yang berperan dalam proses ini.

Media Sosial dan Standar Kecantikan

Evolusi Standar Kecantikan

Standar kecantikan selalu berubah seiring waktu, dipengaruhi oleh budaya, selebriti, dan media. Pada era 1950-an, misalnya, sosok seperti Marilyn Monroe dengan bentuk tubuhnya yang berisi dianggap sebagai ikon kecantikan.

Namun, pada tahun 1990-an, standar kecantikan beralih ke sosok yang lebih kurus seperti supermodel Kate Moss. Media sosial telah mempercepat evolusi ini, memungkinkan standar kecantikan berubah lebih cepat dan menjadi lebih beragam.

Peran Influencer dan Selebriti Media Sosial

Influencer dan selebriti media sosial memiliki pengaruh besar dalam membentuk standar kecantikan modern. Dengan jutaan pengikut, mereka memiliki platform untuk mempromosikan produk kecantikan, tren, dan gaya hidup tertentu.

Influencer seperti Kylie Jenner dan Huda Kattan telah mengubah industri kecantikan dengan merek-merek mereka yang sangat sukses. Mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga menjual gaya hidup dan estetika yang diikuti oleh banyak orang.

Filter dan Aplikasi Edit Foto

Penggunaan filter dan aplikasi edit foto seperti Facetune dan Photoshop telah mengubah cara kita melihat kecantikan.

Banyak pengguna media sosial merasa tertekan untuk menyesuaikan penampilan mereka dengan standar yang tidak realistis yang diciptakan oleh filter dan edit foto ini.

Hal ini dapat menyebabkan masalah kepercayaan diri dan citra tubuh, terutama di kalangan remaja.

Dampak Positif Media Sosial terhadap Standar Kecantikan

Keberagaman dan Inklusivitas

Salah satu dampak positif dari media sosial adalah peningkatan keberagaman dan inklusivitas dalam standar kecantikan.

Media sosial memberi suara kepada individu dari berbagai latar belakang, warna kulit, bentuk tubuh, dan orientasi seksual.

Kampanye seperti #BodyPositivity dan #LoveYourself telah membantu mempromosikan penerimaan diri dan merayakan keberagaman tubuh.

Edukasi dan Aksesibilitas

Media sosial juga menjadi platform edukasi bagi banyak orang dalam hal perawatan kulit, makeup, dan kesehatan mental terkait citra tubuh.

Banyak ahli kecantikan dan dermatologis menggunakan media sosial untuk berbagi tips dan saran yang bermanfaat, membuat informasi kecantikan lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

Dampak Negatif Media Sosial terhadap Standar Kecantikan

Citra Tubuh yang Tidak Realistis

Media sosial seringkali menampilkan gambar-gambar yang telah diatur sedemikian rupa untuk menampilkan versi terbaik dari seseorang.

Hal ini dapat menciptakan harapan yang tidak realistis tentang kecantikan dan penampilan fisik.

Akibatnya, banyak orang merasa tidak puas dengan penampilan mereka sendiri dan mengalami tekanan untuk mencapai standar yang tidak mungkin dicapai.

Masalah Kesehatan Mental

Tekanan untuk tampil sempurna di media sosial dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk gangguan makan, kecemasan, dan depresi.

Penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara penggunaan media sosial dan peningkatan masalah kesehatan mental, terutama di kalangan remaja dan wanita muda.

Konsumerisme Berlebihan

Media sosial juga mendorong konsumerisme berlebihan dalam hal produk kecantikan. Influencer sering mempromosikan produk kecantikan baru yang diklaim dapat membantu mencapai standar kecantikan tertentu.

Hal ini dapat mendorong konsumen untuk membeli produk secara impulsif tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau efektivitasnya.

Studi Kasus: Instagram dan TikTok

Instagram

Instagram, dengan fokusnya pada gambar dan visual, memiliki pengaruh besar terhadap standar kecantikan.

Penggunaan filter, aplikasi edit foto, dan fitur Stories memungkinkan pengguna untuk menciptakan versi ideal dari diri mereka sendiri.

Influencer kecantikan di Instagram sering membagikan rutinitas perawatan kulit, tutorial makeup, dan gaya hidup yang diidamkan banyak orang.

TikTok

TikTok telah muncul sebagai platform baru yang mengubah cara kita melihat kecantikan.

Dengan video pendek yang menampilkan transformasi makeup, tips kecantikan, dan tantangan kecantikan, TikTok memberikan platform bagi pengguna untuk menunjukkan kreativitas mereka.

Tren kecantikan di TikTok seringkali cepat berubah dan memiliki pengaruh besar dalam waktu singkat.

Upaya Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial

Edukasi Digital

Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif media sosial adalah dengan meningkatkan literasi digital.

Pengguna perlu diedukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat, termasuk bagaimana mengenali konten yang telah di-edit, pentingnya beristirahat dari media sosial, dan cara menjaga kesehatan mental.

Kampanye Positif

Kampanye yang mempromosikan kecantikan alami dan penerimaan diri dapat membantu melawan standar kecantikan yang tidak realistis.

Kampanye seperti Dove’s Real Beauty dan #NoFilterMovement mendorong pengguna untuk merayakan kecantikan alami mereka dan mengurangi ketergantungan pada filter dan edit foto.

Regulasi dan Kebijakan

Platform media sosial perlu mengimplementasikan kebijakan yang lebih ketat terkait penggunaan filter dan aplikasi edit foto.

Misalnya, menandai foto yang telah di-edit atau menggunakan filter dapat membantu pengguna mengidentifikasi konten yang tidak realistis.

Selain itu, regulasi yang melindungi pengguna dari iklan yang menyesatkan atau klaim yang tidak benar tentang produk kecantikan juga penting.

Kesimpulan

Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk dan mengubah standar kecantikan.

Meskipun ada dampak positif seperti peningkatan keberagaman dan inklusivitas, media sosial juga membawa tantangan besar terkait citra tubuh dan kesehatan mental.

Penting bagi pengguna untuk memiliki kesadaran kritis terhadap konten yang mereka konsumsi dan bagi platform media sosial untuk bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan positif.

Dengan pendekatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang kuat untuk mempromosikan kecantikan yang lebih inklusif dan realistis.

- Advertisement -
Share This Article