Bupati Sumenep Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Budaya Keris

Deni Puja Pranata
2 Min Read
Bupati Sumenep Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Budaya Keris (Ilustrasi)
Bupati Sumenep Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Budaya Keris (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menerima penghargaan sebagai tokoh inspiratif dalam upaya pelestarian budaya keris dari Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). Penghargaan ini tidak lepas dari kerja keras Bupati Fauzi dalam melestarikan budaya keris di Sumenep.

Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon di Universitas Brawijaya, Malang, Sabtu (19/4/2025). 

Bupati Fauzi menyampaikan, penghargaan ini bentuk apresiasi terhadap komitmen dalam melestarikan dan memajukan budaya lokal, terutama melalui pembangunan Monumen Keris di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan. Monumen itu kini menjadi ikon budaya baru dan simbol kuat dari identitas Sumenep sebagai Kota Keris.

“Penghargaan ini semoga menjadi motivasi bagi masyarakat untuk semakin mencintai keris, yang bukan hanya pusaka, tetapi juga karya seni penuh makna,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).

Ad imageAd image

Monumen Keris Arya Wiraraja itu memiliki bilah sepanjang 9 meter dan berat sekitar 5 ton. Struktur megah ini berdiri kokoh di atas pondasi sedalam 8 meter, menjadikan total tinggi monumen mencapai 17 meter. Tidak hanya itu, unsur artistiknya berhasil mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai monumen keris terpanjang di Indonesia.

Pegangan keris setinggi 2 meter itu dihiasi 45 kelopak bunga yang melambangkan semangat dan nilai-nilai luhur. Menurut Bupati Fauzi, pembangunan monumen ini adalah bentuk penghargaan nyata terhadap warisan budaya leluhur yang harus terus dilestarikan dan diperkenalkan ke dunia.

“Kita ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa Madura, khususnya Sumenep, kaya akan tradisi dan budaya yang bernilai tinggi,” tegasnya.

Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama kaula muda, untuk menumbuhkan kesadaran bersama dalam menjaga peninggalan sejarah dan budaya bangsa.

“Keris bukan sekadar senjata, tapi lambang peradaban dan identitas bangsa kita. Jangan sampai budaya kita luntur oleh arus modernisasi,” tukasnya. 

- Advertisement -
Share This Article