jfid – Sebanyak 15 grup musik keroncong dari berbagai daerah di Jawa Timur memeriahkan Parade Musik Keroncong 2024 yang diadakan di Kabupaten Sumenep, Minggu (12/10).
Acara ini bertujuan untuk menggali potensi bakat-bakat muda dalam genre keroncong, serta menjaga keberlanjutan musik ini sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
“Kami ingin generasi muda semakin mencintai dan mengembangkan musik keroncong agar tetap lestari dan relevan, sejajar dengan genre musik lainnya,” ungkap Ali Arif, Ketua Paguyuban Musik Keroncong Indonesia (Pamori) Kabupaten Sumenep, saat pembukaan acara di Hotel El-Malik pada Sabtu (12/10/2024).
Ali Arif menambahkan bahwa dengan inovasi dan kreativitas dari para pemusik, diharapkan musik keroncong dapat menemukan tempat di hati anak-anak muda masa kini.
Salah satu strategi yang diusulkan adalah integrasi dengan platform digital seperti Spotify, YouTube Music, dan TikTok, di mana genre-genre tradisional lainnya, seperti gamelan dan dangdut, sudah mulai menemukan audiens yang lebih luas, terutama di kalangan milenial dan Gen Z.
Langkah ini diharapkan memperkenalkan musik keroncong ke pasar yang lebih modern tanpa menghilangkan akar budayanya.
“Kita harus mendorong musik keroncong untuk tidak hanya hadir di acara formal seperti parade ini, tetapi juga di berbagai platform digital dan kegiatan sosial masyarakat lainnya,” jelasnya.
Dalam Parade Musik Keroncong Jawa Timur 2024 ini, peserta datang dari berbagai daerah seperti Surabaya, Jember, Trenggalek, Banyuwangi, Kota Blitar, Sidoarjo, Sumenep, Magetan, Jombang, Pamekasan, dan Pandaan.
Selain itu, pada acara ini juga dilakukan kolaborasi dengan pemusik lokal dari berbagai genre untuk memberikan warna baru bagi musik keroncong.
Ali Arif menekankan pentingnya kerja sama lintas elemen masyarakat dalam melestarikan musik keroncong, mulai dari pemerintah daerah, komunitas pecinta musik, hingga pelaku industri kreatif.
Beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Jakarta sudah mulai mengintegrasikan keroncong ke dalam kurikulum seni di sekolah-sekolah, sebuah langkah yang bisa diadopsi lebih luas, termasuk di Jawa Timur.
Melalui kolaborasi yang semakin erat dengan teknologi, serta dukungan dari pemerintah dan sektor pendidikan, musik keroncong diharapkan tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga musik masa kini yang diminati generasi muda.
“Kami optimistis bahwa dengan langkah-langkah ini, seni musik keroncong akan terus berkembang, menarik minat anak muda, dan tetap eksis di tengah perkembangan zaman,” pungkasnya.