Sampah di Pantai Kuta Bukan dari Bali, tapi dari Sungai Jawa, Kok Bisa!

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
3 Min Read
- Advertisement -

jfid – Pantai Kuta, salah satu destinasi wisata favorit di Bali, sering kali tercemar oleh sampah plastik yang menumpuk di bibir pantai. Namun, ternyata sampah-sampah tersebut bukan berasal dari Bali sendiri, melainkan dari sungai-sungai di Pulau Jawa.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indra Ni Tua saat menghadiri kegiatan bersih-bersih sampah di Pantai Kuta, Badung, Bali, pada Jumat (15/9/2023).

Menurut Indra, berdasarkan studi yang dilakukan, sampah kiriman di perairan terjadi sejak November hingga Maret setiap tahunnya.

“Menurut studi (sampah laut) berasal dari aliran Sungai Ciliwung dan Brantas. Bapak ibu bayangkan, dari setengah Pulau Jawa, datang ke sini sampahnya, dan Pantai Kuta menjadi salah satu titik kumpul sampah itu,” kata Indra dalam sambutannya.

Ad image

Indra menyatakan bahwa masalah sampah di Pantai Kuta harus ditangani serius, karena parameter kebersihan menentukan kualitas pariwisata di Bali. “Mau tidak mau karena pariwisata berkaitan dengan kebersihan, ini jadi PR kita bersama,” tandasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung I Wayan Puja mengakui bahwa sampah kiriman mengotori kawasan Pantai Kuta setiap tahun, antara periode November-Maret.

Berbagai macam sampah mulai dari kayu hingga plastik bisa terkumpul lebih dari 10 ton per hari.

Puja mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk membersihkan sampah-sampah tersebut dengan melibatkan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, Pramuka, instansi pemerintah, dan masyarakat lokal.

Puja juga mengharapkan adanya kerjasama antardaerah untuk mencegah masuknya sampah kiriman ke laut.

“Kami harapkan kegiatan seperti ini (bersih-bersih pantai) bisa dilakukan lagi saat sampah banyak di bulan November sampai Maret tahun depan. Kami juga berharap ada koordinasi antardaerah untuk menangani masalah ini dari hulu,” kata Puja.

Sampah plastik di laut merupakan salah satu ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Menurut data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), volume sampah laut di Indonesia mencapai 0,27 hingga 0,9 juta ton per tahunnya.

Sampah plastik dapat merusak ekosistem laut, mengganggu rantai makanan biota laut, meningkatkan pencemaran, dan membahayakan konsumsi ikan oleh manusia.

Untuk mengatasi masalah sampah laut, pemerintah telah menetapkan lima strategi penanganan sampah laut yang diterapkan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN).

Strategi tersebut meliputi gerakan nasional peduli sampah di laut, pengelolaan sampah terpadu di darat dan laut, pengembangan teknologi ramah lingkungan, penegakan hukum dan regulasi terkait sampah laut, serta kerjasama regional dan internasional.

- Advertisement -
Share This Article