jfid – Lebaran Ketupat, tradisi khas masyarakat Muslim,
khususnya di Jawa, memasuki babak baru setelah tujuh hari Idul Fitri.
Tradisi yang identik dengan aroma ketupat ini menciptakan suasana istimewa di tengah perayaan Lebaran.
Namun, apa sebenarnya makna di balik Lebaran Ketupat?
Jejak Sejarah
Tradisi Lebaran Ketupat ternyata memiliki akar yang dalam.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa Sunan Kalijaga menjadi perintis pertama tradisi ini pada masa Wali Songo.
Di sini, adat slametan memainkan peran penting dalam memperkenalkan dua istilah,
Bakda Lebaran dan Bakda Kupat, yang merangkum silaturahmi dan perayaan sepekan setelah Idul Fitri.
Makna Mendalam
Lebaran Ketupat bukan hanya tentang menyantap ketupat, tetapi juga mengandung makna yang mendalam.
Kata “ketupat” merujuk pada “mengakui kesalahan” dalam bahasa Jawa,
menciptakan simbolisme penting dalam saling memaafkan dan melupakan kesalahan saat momen Idul Fitri.
Perayaan ini juga menjadi bentuk apresiasi bagi umat Muslim yang menjalani puasa Syawal setelah Ramadhan.
Rahasia Ketupat Empuk
Bagaimana membuat ketupat yang enak, empuk, dan lezat?
Langkah-langkahnya sederhana: cuci beras, rendam, tambahkan kapur sirih, rebus hingga matang,
dan nikmati bersama hidangan Lebaran lainnya seperti rendang atau opor.
Tradisi di Dalam dan Luar Negeri
Lebaran Ketupat bukanlah satu-satunya tradisi yang menyemarakkan Lebaran di Indonesia.
Dari mudik hingga halal bi halal, setiap daerah memiliki ritualnya sendiri.
Bahkan, di dunia internasional, setiap negara memiliki cara unik dalam merayakan Idul Fitri,
seperti di Malaysia dengan pulang kampung dan di Turki dengan perayaan manisan.