Cerita Pilu Nabila: 3 Tahun Dibully di SMK Rajawali, Meninggal dengan Luka Batin!

Noer Huda
By Noer Huda - Content Creator
3 Min Read
Cerita Pilu Nabila: 3 Tahun Dibully di SMK Rajawali, Meninggal dengan Luka Batin!
Cerita Pilu Nabila: 3 Tahun Dibully di SMK Rajawali, Meninggal dengan Luka Batin!
- Advertisement -

jfid – Suatu kejadian tragis telah mengguncang masyarakat Indonesia, terutama warga Bandung Barat.

Nabila Fitri Nuraini, seorang siswi berusia 18 tahun dari SMK Kesehatan Rajawali, telah meninggal dunia akibat dugaan perundungan atau bullying yang berlangsung selama tiga tahun.

Menurut informasi, Nabila mengalami gangguan kejiwaan yang parah, yang akhirnya menyebabkan kematiannya pada Kamis, 30 Mei lalu.

Bullying yang dialaminya tidak hanya terbatas pada serangan verbal, tetapi juga mencakup perlakuan non-verbal seperti penghinaan, caci maki, pemaksaan untuk mengerjakan tugas, bahkan tindakan fisik.

Respons dari SMK Kesehatan Rajawali

Pihak SMK Kesehatan Rajawali akhirnya memberikan tanggapannya terhadap tragedi ini.

Kepala sekolah, Rizki Zaskia Hilmi, mengungkapkan bahwa selama masa pendidikan Nabila di sekolah tersebut, tidak pernah ada laporan resmi terkait kasus bullying baik dari Nabila sendiri, teman-temannya, maupun orang tua.

Pihak sekolah baru mengetahui adanya kasus bullying setelah Nabila jatuh sakit pasca menghadiri acara seni pada 8 Mei 2024.

Laporan orang tua tentang perundungan yang dialami Nabila, terutama dari seorang siswa bernama A, menjadi titik awal pengungkapan kasus ini.

Upaya Mediasi yang Gagal

Upaya mediasi pun dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyelesaikan konflik ini.

Mereka meminta keterangan dari guru dan teman-teman Nabila untuk mengklarifikasi kebenaran laporan tersebut.

Namun, hasil penelusuran menunjukkan bahwa Nabila tidak pernah memiliki interaksi apapun dengan siswa bernama A, baik secara fisik maupun verbal.

Meskipun upaya mediasi dilakukan pada tanggal 15 Mei dan 27 Mei 2024, namun keduanya gagal.

Bahkan saat Nabila dalam kondisi sakit, emosi dari kedua belah pihak masih mendominasi sehingga mediasi tidak mencapai titik kesepakatan yang memuaskan.

Duka yang Meresahkan

Kabar duka atas meninggalnya Nabila akhirnya menyebar luas pada 7 Juni 2024. Tragedi ini menjadi sorotan tajam di media sosial, menyoroti bahaya bullying di lingkungan pendidikan.

Kasus ini menjadi panggilan serius bagi semua pihak untuk memperhatikan isu perundungan dan memastikan keamanan serta dukungan bagi setiap siswa.

Semoga tragedi yang menimpa Nabila menjadi pelajaran bagi kita semua untuk berjuang melawan bullying dan menciptakan lingkungan belajar yang aman serta mendukung bagi semua siswa.

Mari bersama-sama menjaga hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa takut akan kekerasan atau perundungan.

- Advertisement -
Share This Article