Polemik BIL Mencuat, Pemdes dan Toma Tanak Awu Angkat Bicara

M. Rizwan
2 Min Read
Lalu Wisnu Wardhana dan Lalu Saifudin, tokoh masyarakat desa Tanak Awu (foto: M Rizwan)
Lalu Wisnu Wardhana dan Lalu Saifudin, tokoh masyarakat desa Tanak Awu (foto: M Rizwan)

jfid – Polemik Pergantian Nama BIL Kembali Mencuat, Pemdes dan Toma Tanak Awu Angkat Bicara. Sabtu, 14 November 2020.

Polemik pergantian nama Bandara International Lombok (BIL) menjadi Bandara International Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) kembali mencuat, hal itu membuat Pemerintah Desa dan Tokoh Masyarakat (Toma) setempat yakni Desa Tanak Awu angkat bicara.

Kepala Desa Tanak Awu, Lalu Wisnu Wardhana saat ditemui di Balai Kantor Desa menyampaikan dirinya berharap kepada Pemerintah Provinsi NTB memahami kondisi Kabupaten Lombok Tengah saat ini.

“kabupaten Lombok Tengah saat ini sedang menghadapi beberapa agenda, yakni Pilkada, Moto GP dan lain hal,” katanya.

Prihal itu, Lalu Wisnu meminta kearifan dan kebijaksanaan dari Gubernur Provinsi NTB agar melihat kondisi tersebut secara objektif, agar tidak menimbulkan masalah yang bisa saja menurutnya dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“itu harapan kita, sehingga terkait nama Bandara berharap agar tidak menjadi polemik dalam waktu ini,” harapnya.

Senada dengan Kepala Desa Tanak Awu, Lalu Saifudin, Tokoh Masyarakat (Toma) setempat meminta kepada Pemerintah Provinsi agar perubahan nama Bandara untuk tidak dilaksanakan pada waktu ini, mengingat Kabupaten Lombok Tengah akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada bulan mendatang.

“kalo bisa, jangan dipasang dulu, jangan diganti dulu, nanti selepas Pilkada baru kita bicara lagi, panggil tokoh-tokoh kami, bupati, camat, ring satu Kepala Desa kami,” tandasnya.

Diakuinya, pelibatan unsur Pemerintah Desa, dan tokoh setempat yakni Desa Tanak Awu dalam pergantian nama BIL ke BIZAM tanpa koordinasi.

“kami, tetap dengan komitmen menolak keberadaan nama BIZAM,” cetusnya.

Penolakan nama BIZAM ini dikatakan Lalu Saifudin dikarenakan warga dengan susah payah memperjuangkan nama BIL, sampai masyarakat banyak yang dikorbankan, tiba-tiba sudah ada legalisasi nama BIL ke BIZAM tanpa ada koordinasi.

“kami warga Desa Tanak Awu 99 persen menolak dengan sikap aksi damai agar martabat dan harga diri sebuah nama itu masih sedikit dihargai,” ujarnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article