Pesantren Tempat Generasi Rijalul Islah

M. Rizwan
3 Min Read

jf.id,- Istilah Rijalul Ishlah “pemuda pelopor perubahan” itu diuangkapkan Wakil Presiden ketika agenda Kunjungan KH. Ma’ruf Amin (KMA) ke Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu Pringgarata Lombok Tengah, Asuhan TGH. L. M. Turmuzi Badaruddin.

TGH. L. M. Turmuzi dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kehadiran Wapres yang dulunya merupakan Rais Aam PBNU itu.

Tuan Guru Kharismatik ini, mengatakan bahwa KMA adalah sahabat lamanya yang menjadi teman diskusinya di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

“beliau selalu bermusyawarah dengan saya, sewaktu Muktamar di Jombang, beliau tanya saya, siapa yang kita angkat jadi Rais Aam. Saya katakan yang cocok itu Kiyai, sebab beliau ketua MUI saat itu, dan Rais Aam yang meninggal dunia juga dulunya ketua MUI,” tutur TGH.L.M Turmudzi.

“Setelah kami bermusyawarah dengan 9 Kiai, akhirnya diputuskanlah KH. Ma’ruf Amin menjadi Rais Aam, tapi kemudian diminta oleh Joko Widodo sebagai Wakil Presiden.” Tambahnya.

“Cocok lah beliau menjadi penegak negara, penegak agama dan penegak tanah air. Karena beliau ini ulama sekaligus umara,” lanjut TGH. Turmudzi.

Wakil Presiden Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, MA dalam acara Silaturrahim bersama APTIS dan Pimpinan Ponpes Se NTB di Bagu,
Mengarahkan dengan mengatakan bahwa salah satu program utama pemerintah saat ini adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, yang cerdas, yang produktif, sehat, memiliki daya saing, berakhlak mulia dan memiliki wawasan kebangsaan yang utuh.

Mewujudkan hal tersebut, pemerintah memberikan berbagai macam fasilitas kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat, terutama kepada lembaga pendidikan, perguruan tinggi dan pondok pesantren agar dapat melahirkan SDM yang unggul.

“lembaga pendidikan terutama pesantren memiliki tanggungjawab yang sangat besar untuk melahirkan SDM yang unggul, generasi yang tidak sekadar ahli agama tetapi juga menjadi Rijalul Ishlah, sebagai tokoh perubahan yang aktif melakukan perbaikan ditengah-tengah masyarakat,” kata Kiyai Ma’ruf.

Generasi SDM yang diinginkan pemerintah adalah generasi yang produktif, punya semangat, bekerja cepat, tepat dan bermanfaat.

“generasi yang kita inginkan adalah generasi yang Iqomatil mashalih wal manafi’. Generasi yang dapat membangun kemaslahatan dan kemanfaatan serta mampu Idzalatul mafaasid wal adroor, menghilangkan kerusakan dan kemudharatan ditengah masyarakat,” jelasnya.

Karenanya, Kiyai Ma’ruf yang yang merupakan Zurriyah KH. Nawawi Banten ini mengajak untuk meninggalkan paradigma lama orang Jawa Alon-Alon Asal Kelakon dan menggantinya dengan cepat, tepat dan bermanfaat.

“kalau prinsip alon-alon masih kita pegang, maka kita akan kalah karena sekarang semua berlangsung serba cepat. Yang kita butuhkan adalah generasi yang bekerja cepat, tetapi juga tepat, dan selalu memberikan manfaat,” tambahnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article