jfid – NASA telah mencetak sejarah baru dalam penjelajahan antariksa dengan mengirimkan Parker Solar Probe, pesawat luar angkasa pertama yang berhasil terbang ke dalam atmosfer matahari atau korona. Misi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru tentang bintang terdekat kita dan dampaknya terhadap Bumi.
Parker Solar Probe diluncurkan pada 12 Agustus 2018 dari Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Delta IV-Heavy. Pesawat luar angkasa ini berukuran sebesar mobil kecil dan dilengkapi dengan perisai karbon-komposit setebal 4,5 inci (11,43 cm) yang dapat menahan suhu mencapai hampir 2.500 derajat Fahrenheit (1.377 Celsius).
Selama tujuh tahun, Parker Solar Probe akan menyelesaikan 24 orbit di sekitar matahari. Pada titik terdekatnya, pesawat luar angkasa ini akan mendekati matahari sejauh sekitar 3,9 juta mil (6,2 juta kilometer), atau lebih dari tujuh kali lebih dekat daripada pesawat luar angkasa sebelumnya. Dengan kecepatan sekitar 430.000 mph (700.000 kph), Parker Solar Probe dapat terbang dari Philadelphia ke Washington, D.C., dalam satu detik.
Parker Solar Probe membawa empat instrumen ilmiah untuk mengukur medan magnet, partikel energi, plasma, dan gambar matahari dari dekat. Tujuan utama misi ini adalah untuk menelusuri aliran energi, mempelajari pemanasan korona matahari, dan menjelajahi apa yang mempercepat angin surya. Angin surya adalah aliran partikel bermuatan yang keluar dari matahari dan mempengaruhi seluruh tata surya.
Misi ini juga akan menjawab beberapa pertanyaan lama yang telah membingungkan para ilmuwan selama lebih dari 60 tahun: Mengapa korona jauh lebih panas daripada permukaan matahari (fotosfer)? Bagaimana angin surya dipercepat? Apa sumber partikel energi matahari yang tinggi?
Pada 14 Desember 2021, NASA mengumumkan bahwa Parker Solar Probe telah terbang melalui korona matahari dan mengambil sampel partikel dan medan magnet di sana. Ini menandai pertama kalinya dalam sejarah, sebuah pesawat luar angkasa menyentuh matahari.
Berikut adalah kronologis, fakta-fakta dan peristiwa menarik yang terjadi sejak peluncuran Parker Solar Probe hingga saat ini:
- Pada 3 Oktober 2018, Parker Solar Probe berhasil melakukan manuver gravitasi pertamanya dengan menggunakan planet Venus sebagai tali pengikat untuk mengubah orbitnya. Manuver ini akan diulangi enam kali lagi selama misi untuk mendekatkan pesawat luar angkasa ke matahari.
- Pada 6 November 2018, Parker Solar Probe mencapai titik terdekat pertamanya dengan matahari atau perihelion pertama. Pada saat itu, pesawat luar angkasa ini berjarak sekitar 15 juta mil (24 juta kilometer) dari permukaan matahari dan mencatat rekor baru sebagai pesawat luar angkasa buatan manusia yang paling dekat dengan matahari.
- Pada 12 November 2018, Parker Solar Probe juga mencatat rekor baru sebagai pesawat luar angkasa buatan manusia yang paling cepat dengan kecepatan sekitar 213.000 mph (343.000 kph).
- Pada 19 Desember 2018, NASA merilis gambar pertama yang diambil oleh Parker Solar Probe saat mendekati matahari. Gambar tersebut menunjukkan struktur-struktur halus di korona matahari yang disebut streamer. Streamer adalah aliran plasma yang membentang dari permukaan matahari ke luar angkasa.
- Pada 4 April 2019, Parker Solar Probe berhasil menyelesaikan orbit keduanya di sekitar matahari. Pada orbit ini, pesawat luar angkasa ini mengalami perihelion kedua pada 4 Januari 2019 dengan jarak sekitar 15 juta mil (24 juta kilometer) dari permukaan matahari.
- Pada 1 Agustus 2019, NASA merilis data ilmiah pertama yang dikumpulkan oleh Parker Solar Probe selama orbit pertamanya. Data tersebut mengungkapkan fenomena-fenomena baru yang belum pernah diamati sebelumnya, seperti gelombang-gelombang kejut, rotasi medan magnet, dan partikel-partikel energi yang melintasi korona matahari.
- Pada 29 Januari 2020, Parker Solar Probe berhasil menyelesaikan orbit ketiganya di sekitar matahari. Pada orbit ini, pesawat luar angkasa ini mengalami perihelion ketiga pada 29 Desember 2019 dengan jarak sekitar 11,6 juta mil (18,6 juta kilometer) dari permukaan matahari. Ini adalah perihelion terdekat yang pernah dicapai oleh pesawat luar angkasa buatan manusia.
- Pada 15 Juli 2020, NASA merilis gambar-gambar baru yang diambil oleh Parker Solar Probe saat mendekati matahari. Gambar-gambar tersebut menunjukkan fenomena-fenomena spektakuler seperti komet-komet kecil yang melebur di dekat matahari, medan magnet yang berubah-ubah dengan cepat, dan awan-awan debu kosmik yang mengelilingi matahari.
- Pada 27 September 2020, Parker Solar Probe berhasil menyelesaikan orbit keempatnya di sekitar matahari. Pada orbit ini, pesawat luar angkasa ini mengalami perihelion keempat pada 7 Juli 2020 dengan jarak sekitar 11,6 juta mil (18,6 juta kilometer) dari permukaan matahari.
- Pada 21 Februari 2021, Parker Solar Probe berhasil menyelesaikan orbit kelima di sekitar matahari. Pada orbit ini, pesawat luar angkasa ini mengalami perihelion kelima pada 17 Januari 2021 dengan jarak sekitar 8,4 juta mil (13,5 juta kilometer) dari permukaan matahari. Ini adalah perihelion terdekat kedua yang pernah dicapai oleh pesawat luar angkasa buatan manusia.
- Pada 14 Desember 2021, Parker Solar Probe berhasil terbang melalui korona matahari dan mengambil sampel partikel dan medan magnet di sana. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah, sebuah pesawat luar angkasa menyentuh matahari.
Parker Solar Probe masih akan melanjutkan misinya hingga tahun 2025. Pada titik terdekatnya nanti, pesawat luar angkasa ini akan mendekati matahari sejauh sekitar 3,8 juta mil (6 juta kilometer), atau lebih dari sepuluh kali lebih dekat daripada planet Merkurius. Dengan demikian, Parker Solar Probe akan memecahkan rekor-rekor baru dan memberikan wawasan-wawasan baru tentang rahasia-rahasia matahari.
Parker Solar Probe dinamai menurut Eugene Parker, fisikawan Amerika yang pertama kali memprediksi adanya angin surya pada tahun 1958. Ini adalah pertama kalinya NASA memberi nama sebuah pesawat luar angkasa dengan nama seorang ilmuwan yang masih hidup.
“Parker Solar Probe adalah mimpi saya yang menjadi kenyataan,” kata Parker. “Saya sangat senang melihat hasil-hasil luar biasa yang akan diperoleh oleh misi ini.”