Ad image

Sentimen Pasar Merosot, Nilai Tukar Rupiah Terus Anjlok dengan Fokus Kebijakan Pemerintahan Prabowo

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
2 Min Read
Sentimen Pasar Merosot, Nilai Tukar Rupiah Terus Anjlok dengan Fokus Kebijakan Pemerintahan Prabowo (Ilustrasi)
Sentimen Pasar Merosot, Nilai Tukar Rupiah Terus Anjlok dengan Fokus Kebijakan Pemerintahan Prabowo (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Pasar keuangan Indonesia menghadapi tekanan signifikan dengan terus terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang mencatatkan penurunan mencolok ke level Rp16.471 per dolar AS.

Hal ini menandai titik terendah sejak lebih dari empat tahun lalu, menurut data terbaru yang dikeluarkan hari ini.

Pelemahan drastis ini diatribusikan pada meningkatnya sentimen risiko fiskal di kalangan investor.

Ketidakpastian terkait arah kebijakan fiskal pemerintahan Prabowo Subianto menjadi fokus utama, dengan proyeksi defisit anggaran yang mencapai 2,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) menjadi sumber kekhawatiran yang signifikan.

“Dalam kondisi pasar yang sedang berlangsung, sentimen mengenai risiko fiskal yang meningkat berperan besar dalam pelemahan rupiah,” ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka yang dilansir dari Tribunnews.

Para pelaku pasar secara cermat memantau perkembangan ini, dengan perhatian khusus terhadap dampak dari kebijakan fiskal yang mungkin lebih liberal.

Selain itu, kabar terkait pendekatan yang terlihat permisif terhadap utang negara dari Presiden terpilih Prabowo Subianto juga turut mempengaruhi sentimen pasar.

Meskipun ada klarifikasi dari tim Prabowo-Gibran, kejelasan mengenai komitmen terhadap disiplin fiskal diharapkan dapat memberikan kepastian yang dibutuhkan pasar untuk mengurangi risiko fiskal yang berdampak negatif pada nilai tukar rupiah.

Pemerintah bersama Bank Indonesia saat ini ditekan untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dengan memanfaatkan fundamental perekonomian yang kuat.

Langkah-langkah stabilisasi seperti surplus neraca perdagangan dan kebijakan moneternya diharapkan dapat meminimalisir pelemahan rupiah yang berkepanjangan.

Pergerakan pasokan dolar dari surplus neraca perdagangan juga menjadi sorotan penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Dengan kompleksitas faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, terlihat bahwa peran pemerintah dan otoritas moneter menjadi krusial dalam menjaga stabilitas mata uang dan mengelola risiko fiskal yang terus meningkat.

- Advertisement -
Share This Article