jfid – Pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang luar biasa bagi dunia, termasuk Indonesia. Selama lebih dari satu tahun, kita harus berjuang melawan virus yang tak kasat mata, namun mampu merenggut nyawa jutaan orang.
Kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan bekerja dari rumah. Kita juga harus menghadapi tantangan ekonomi, seperti penurunan pendapatan, kenaikan pengangguran, dan kontraksi pertumbuhan.
Namun, di tengah kesulitan dan ketidakpastian, kita tidak menyerah. Kita tetap berusaha untuk bangkit dan pulih dari krisis. Kita terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menciptakan solusi dan peluang. Kita terus berharap dan berdoa agar pandemi segera berakhir dan kehidupan kembali normal.
Dan ternyata, usaha kita tidak sia-sia. Pada kuartal II-2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen (yoy), melampaui ekspektasi pasar. Ini adalah pertumbuhan tertinggi sejak kuartal IV-2019, sebelum pandemi melanda. Ini juga menunjukkan bahwa Indonesia telah keluar dari resesi yang dialami pada tahun 2020.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara maju, seperti Singapura, Jerman, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Bahkan, Indonesia hanya kalah dari China dan Uzbekistan dalam hal pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia. Ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki ketahanan dan daya saing yang tinggi di tengah perlambatan ekonomi global.
Apa yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023? Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ada beberapa faktor yang berkontribusi, antara lain:
- Konsumsi rumah tangga, yang tumbuh sebesar 5,23 persen (yoy). Ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat terus terjaga dengan tingkat inflasi yang rendah. Selain itu, aktivitas terkait penyelenggaraan pemilu juga memberikan dorongan bagi konsumsi masyarakat.
- Konsumsi pemerintah, yang tumbuh sebesar 10,62 persen (yoy). Ini menunjukkan bahwa peran APBN sangat signifikan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Belanja pegawai dan belanja barang menjadi komponen utama dari konsumsi pemerintah.
- Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, yang tumbuh sebesar 4,63 persen (yoy). Ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Indonesia semakin membaik dengan adanya reformasi struktural yang terus digulirkan oleh pemerintah. Investasi non-bangunan, mesin mekanik, dan penjualan alat berat menjadi indikator positif dari investasi.
- Ekspor neto atau selisih antara ekspor dan impor, yang memberikan kontribusi positif sebesar 0,03 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun ekspor dan impor sama-sama mengalami kontraksi akibat perlambatan perdagangan dunia, namun ekspor produk unggulan nasional masih tumbuh positif. Beberapa produk tersebut adalah batu bara, olahan kelapa sawit, dan besi baja.
Dari sisi produksi, sektor-sektor yang tumbuh tinggi pada kuartal II-2023 adalah:
- Sektor manufaktur, yang tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy). Sektor ini merupakan kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri pengolahan makanan dan minuman menjadi subsektor andalan dari sektor manufaktur. Hal ini didorong oleh peningkatan produksi olahan minyak sawit dan konsumsi dalam negeri. Selain itu, aktivitas hilirisasi juga mendorong pertumbuhan industri pengolahan logam dasar.
- Sektor perdagangan, yang tumbuh sebesar 5,25 persen (yoy). Sektor ini merupakan sektor terbesar kedua dalam struktur PDB Indonesia. Pertumbuhan sektor perdagangan sejalan dengan ekspansi sektor manufaktur dan konsumsi rumah tangga.
- Sektor konstruksi, yang tumbuh sebesar 5,05 persen (yoy). Sektor ini merupakan sektor terbesar ketiga dalam struktur PDB Indonesia. Pertumbuhan sektor konstruksi didukung oleh peningkatan investasi bangunan dan infrastruktur.
Dengan pencapaian ini, Indonesia kembali masuk ke kategori negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country) menurut klasifikasi Bank Dunia. PDB per kapita Indonesia pada tahun 2023 mencapai USD 4.580, dan diharapkan bisa mencapai USD 5.500 pada tahun 2024.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 merupakan bukti bahwa Indonesia adalah negeri yang bangkit dari pandemi. Kita telah menunjukkan kemampuan kita untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan dan kesempitan. Kita telah membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang tangguh dan produktif.
Namun, kita tidak boleh berpuas diri dengan capaian ini. Kita harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi kita, agar lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing. Kita harus terus melakukan reformasi dan inovasi untuk menciptakan ekonomi yang lebih efisien, dinamis, dan kompetitif.
Kita juga harus tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, agar pandemi Covid-19 bisa segera diatasi. Kita harus mendukung program vaksinasi nasional, agar kita bisa mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Kita harus menjaga solidaritas dan gotong royong, agar kita bisa saling membantu dan melindungi sesama.
Indonesia adalah negeri yang bangkit dari pandemi. Mari kita jaga dan rawat negeri ini dengan sepenuh hati. Mari kita wujudkan Indonesia maju yang kita cita-citakan bersama.